Mohon tunggu...
Yadi STP MM
Yadi STP MM Mohon Tunggu... Science Content Writer PT Algarosan Nusantara

Berasal dari Rangkasbitung sekarang tinggal di Surabaya. Bekerja sebagai penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Cerita Ksatria Ilalang Bab 17 Cobaan Rumah Tangga

2 Juni 2022   09:33 Diperbarui: 2 Juni 2022   11:34 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ustadz Fikri terdiam sesaat, sambil menghela nafasnya, kemudian kembali lagi mengucapkan kata-kata bijak untuk Jaka Someh

"Sebagai manusia normal kita memang berharap untuk memiliki keluarga yang sakinah, mawadah warohmah. Itu adalah impian dalam membangun suatu rumah tangga yang penuh dengan ketenangan, kenyamanan, saling kasih sayang dan bahagia. Namun seringkali ternyata hal itu menjadi begitu susahnya. Memang tidak gampang menyatukan dua orang yang pada dasarnya sudah berbeda, bukan hanya berbeda jenis kelaminnya saja, namun juga berbeda dalam hal kepribadiannya, latar belakangnya, kebiasaannya, cita-citanya, dan juga palsafah hidupnya. Namun seandainya saja perbedaan tersebut bisa di satukan oleh suatu niatan baik, yaitu sama-sama ingin mencari keridhoan ilahi, sama-sama mengerti tentang hak dan kewajibannya, Insya Allah semua perbedaan itu akan dapat  di toleransi, bahkan akan terasa indah dan menyenangkan. Karena satu sama lain bisa saling melengkapi, saling menghormati, saling menyayangi, dan saling menjaga. Makanya, Meh. Ketika kita memilih pasangan hidup, nabi Kita, Nabi Muhammad SAW pernah berpesan, dalam hal mencari pasangan hidup, hal yang paling utama adalah berdasarkan ahlak dan agamanya. Karena orang yang faham agama  akan mengerti tentang hak dan kewajibannya,  jika ahlaknya baik dia sudah terbiasa dalam menghormati dan menghargai orang lain. Segala perilaku dan perkataannya akan selalu terjaga dari hal-hal yang bisa menyakiti orang lain, Yang ada dalam hatinya hanyalah ingin selalu mendapatkan keridhoan Tuhan, makanya dia akan mencintai suami atau istrinya tersebut juga karena Allah bukan karena hawa nafsu belaka..., sehingga ketika pasangan hidupnya sedang khilap  atau salah, maka dia akan bisa mengingatkannya dengan cara yang baik. Dia tidak akan ridho kalau pasangannya jatuh dalam perbuatan maksiat. Tidak mungkin rasanya dia akan berkhianat atau menyakiti suaminya. Rasulullah sendiri pernah bersabda bahwa orang memilih pasangan hidupnya bisa karena berdasarkan kecantikan atau ketampanannya, berdasarkan kekayaannya, berdasarkan nasabnya apakah dia dari keturunan yang baik atau biasa saja, dan atau juga bisa atas dasar kepahaman agama dan ahlaknya. Seandainya jodoh kita  memiliki kesemuanya itu maka itu adalah suatu hal yang luar biasa. Kalau pun tidak bisa, minimal atas dasar kepahaman agama dan ahlaknya...karena itu adalah modal dasar kebahagian kita dalam hal membina suatu rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah..." 

Jaka someh terdiam mendengar ucapan dari Ustadz Fikri yang panjang. Dia sadar bahwa apa yang dikatakan Ustadz Fikri mengandung suatu kebenaran, karena dia sendiri sekarang sedang mengalaminya. Dia sedih dan susah karena istrinya telah meremehkan dan mengkhianatinya. Dulu dia menikahi Asih awalnya karena merasa sungkan kepada Pak Rohadi yang waktu itu sedang mengalami kesusahan karena putrinya telah hamil di luar nikah.

Jaka Someh sendiri tahu bahwa akhlak Asih sebenarnya kurang baik, meskipun dia cantik.  Dia angkuh, suka meremehkan, kurang sabar dan gampang mengumbar hawa nafsunya. Akibatnya dia pun sampai hamil di luar nikah sebab perbuatannya.

Waktu itu Jaka Someh yang polos tanpa berfikir panjang bersedia menikahi Asih untuk melindungi martabat keluarga Pak Rohadi.  Sekarang dia justru dikhianati oleh Asih yang telah dia selamatkan martabatnya. Hatinya terasa begitu pedih. Jaka Someh kemudian bertanya kepada Ustazd Fikri

"Menurut Pak Ustadz sekarang saya harus bagaimana?  Mohon nasehatnya, Saya sudah terlanjur sayang dengan Asih, istri saya. Sekarang yang saya inginkan cuma ingin istri saya bisa sadar dan menjadi wanita yang baik, tidak lagi berbuat kemaksiatan, Saya tidak ridho pak Ustadz kalau istri saya terus menerus berbuat maksiat," 

Ustadz Fikri terharu dengan keinginan Jaka Someh yang sederhana. Tak ada dendam atau kedengkian dalam hatinya, meskipun telah dikhianati oleh istrinya.

Ustadz Fikri berkata kepada Jaka Someh

"Alhamdulillah kalau Kamu berpikiran seperti itu. Sebenarnya kamu bisa saja menceraikan istri kamu yang telah mengkhianati kamu, itu hak kamu.  Tidak salah kalau harus menceraikannya. Tapi sepertinya saat ini, kamu masih merasa berat kalau menceraikan istri kamu itu, karena masih mengharap dia bisa berubah menjadi wanita yang baik. Hmm...sebenarnya kamu memilih pada keputusan yang berat...Saya sebenarnya tidak menyarankannya, namun kalau Someh masih tetap ingin bersabar mempertahankan rumah tangga, Saya cuma bisa menasehati supaya Someh memperbanyak berdoa kepada Allah. Wastainu bi shobri washolah. Meminta pertolongan Allah dengan shobar dan sholat. Istianah itu maksudnya kamu berdoa dengan penuh kesungguhan mengingat permasalahannya yang sangat serius. Mohonlah pada Gusti Allah agar kamu segera melewati cobaan ini. Allah itu maha kuasa dan Mengabulkan pada DOA hambaNya. Mintalah kebaikan-kebaikan untuk kamu dan keluarga. Doakan agar Nyi Asih segera cepat sadar dan menjadi wanita yang baik, bisa beriman dan bertaqwa kepada Allah. Nasehatilah dia dengan sabar dan  kebaikan. Perlu di ketahui, Ibu Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam yang paling bengkok, makanya sifat perempuan umumnya memang bengkok, kebanyakan mereka mudah menjadi mutung...kalau dikerasin bisa patah, namun kalau di biarkan juga akan semakin menjadi bengkoknya. Makanya kamu harus memperbanyak memberi nasehat kepada Asih, Nasehatilah dengan cara yang baik dan di waktu yang baik,jangan pas dia sedang capek. Pelan-pelan saja...sabar..." 

Jaka Someh terdiam mendengarkan nasehat dari ustadz Fikri. Kemudian dia menghela nafasnya, dan berkata kepada ustadz Fikri

" Pak Ustadz, Insya Allah saya bisa sabar...hanya saja saya bingung...selama ini saya sudah berusaha untuk berbuat baik...menjauhkan diri dari perbuatan maksiyat dan dosa...serta saya juga menjauhkan diri dari berbuat menganiaya pada makhluk apalagi kepada manusia...tapi kenapa Allah  memberikan istri yang dholim kepada saya...padahal dalam alquran sendiri telah disebutkan istri yang baik itu untuk suami yang baik...demikian juga sebaliknya...bagaimana  pak Ustadz? Dimana salah saya?". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun