Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [22]

14 Februari 2021   20:55 Diperbarui: 14 Februari 2021   21:28 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Oh, kukira... ah silakan masuk. Semua barang bawaanmu bisa dititipkan padaku."

Aku menyerahkan tasku dan shopping bag padanya dan dengan percaya diri melangkah masuk maze. Kudengar dari Donghyun, wahana ini dibuka dari jam 5 sore, dan aku mengerti alasannya. Hanya ada cahaya remang-remang yang menolong para tamu dari beberapa bohlam yang dipasang di dinding dengan jarak cukup jauh, dan cahaya remang-remang dari lampu di sekitar area parkir. Untung jalanannya berupa rerumputan, jadi resiko jatuh cukup kecil. Dan sekarang aku yakin kardus yang dipakai sebagai pembatas dinding memang tebal karena suara tampaknya cukup teredam disini. Mau tak mau aku merinding juga... karena sepertinya aku benar-benar sendirian. Kugenggam pistol kecil dengan erat dan memperingati diriku sendiri supaya tidak menembak hantu yang kutemui dengan pistolnya. Pertama-tama jalan langsung bercabang empat dan aku mengambil jalan paling kiri. Kudengar ada langkah di belakangku dan aku tidak mau menoleh melihat apapun itu. Tapi aku tergoda untuk menoleh ke kanan, disitu ada cermin yang tampak besar dan kuno. Ya, kukira itu cermin karena bingkainya berukir, tapi rupanya cermin itu bolong dan ada wajah pucat dengan mata serba putih memandangiku dari sana.

"KYAAAAAAAH!!!!"

Aku mengumpat dan berlarian tanpa arah, aku tak tau kemana aku melangkah dan aku masih mendengar ada langkah cepat ikut berlarian bersamaku, lalu aku masuk ke area yang penuh cermin sebagai dindingnya. Dengan jantung yang berdebar keras aku bisa melihat "aku" dimanapun, dan ini cukup menakutkan. Bahkan wajahku terlihat pucat, kurasa efek kaget tadi yang membuatku begini. Ada dua jalan bercabang di depanku, jalan mana yang harus kupilih? Aku akhirnya mengambil jalan ke kiri lagi, namun mendadak ada peti jatuh di ujung jalan yang kupilih, tutupnya menjeblak terbuka dan aku berbalik arah sambil berteriak tanpa perlu tau apa yang keluar dari peti itu. Aku berlari memilih jalan satunya dan aku masih terus berteriak. Namun tiba-tiba ada yang menyentuh kakiku. Tangannya terasa dingin. Aku menundukkan kepalaku dan ada tangan yang sangat pucat mencengkeram pergelangan kakiku, tangan itu keluar dari dinding.

"TIDAK! TIDAK LEPASKAN AKU!!!"

Aku meronta sangat kuat dan mencoba berlari, tapi tangan yang mencengkeram kakiku itu mencengkeram dengan lebih kuat lagi dan aku kehilangan keseimbangan, aku terjatuh ke depan dengan cukup keras. Daguku menghantam tanah dengan keras, dan sesaat kemudian aku merasakan daguku perih, begitu juga telapak tangan dan lututku (aku memakai mini dress dipadu celana di atas lutut, yang aku sesali sekarang).

"NOONA!"

Aku merasa ada yang menarikku berdiri dan menggendongku, tapi ketika kesadaranku kembali, rupanya seseorang, aku tak tau, bukan seseorang, tapi sesosok hantu yang memakai atribut kerajaan (aku mengenali topi yang dipakainya, semacam topi yang dipakai oleh anggota kerajaan atau pejabat di masa lampau), dengan wajah yang sangat pucat dan bercak darah di dekat bibirnya, adalah sosok yang menggendongku sekarang.

"LEPASKAN AKU! KALIAN BILANG TAK AKAN MENYENTUHKU!"

Seakan membuat pikiranku gila, aku menggigit lengan hantu ini dengan sangat keras dan dia berteriak sama kerasnya denganku.

"JANGAN NOONA!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun