"WOW EONNI KEREN, EONNI AKAN JADI BARISTA?"
"Jangan teriak-teriak begitu. Bisakah aku belajar dengan rekan baristamu? Atau Bojin?"
"Akan kuberi jadwal Bojin ke eonni dan silakan datang tiap ada jadwalnya. Aku akan memberi hanya yang terbaik dari yang terbaik untuk eonni," jawabku sambil mengeluarkan pena dari saku kemejaku, "Million Stars akan bergabung."
"HORE! Ini juga sekalian bisa jadi ajang promo cafemu lagi, Choeun!"
"Eonni memang datang di saat yang tepat. Luar biasa."
Selagi menemani Eunyul eonni makan, aku mencecar Chungdae dengan mengiriminya banyak pesan. Bagaimana mungkin dia tidak memberiku update apa-apa soal acara besar begini?
***
HEO CHUNGDAE'S POV
Aku menekan bel apartemen Choeun noona sambil tersenyum lebar. Aku merindukannya. Sebenarnya aku capek sekali, tapi aku juga merindukannya. Besok memang aku akan sibuk lagi di kampus, tapi rasanya ingin sekali bertemu dengannya malam ini.
"Siapa?"
Aku memang tidak mengabarinya kalau aku akan datang. Aku tadi ke caf dan Bojin... hyong bilang, noona sudah pulang sejak tadi siang dan rencananya dia akan beristirahat saja di apartemen hari ini. Aku agak mengkhawatirkannya juga, karena jarang sekali dia tidak menghabiskan waktunya di caf. Ketika kudengar langkah kakinya mendekat, aku menekan password dengan cepat dan membuka pintunya. Choeun noona tampak agak berantakan: rambutnya tidak tertata dengan rapi dan dia tidak memakai makeup, bibirnya hanya dipolesi lip balm berwarna pink, tapi aku menyukai dia yang begini. Aku memeluknya dengan erat dan bahkan dia tidak sempat menjerit. Aku bisa merasakan jantungnya berdebar kencang, antara dia merindukanku atau aku nyaris membuatnya mati karena terkejut.