Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] I'm (Not) Allow to Love You [14]

29 Maret 2020   11:39 Diperbarui: 29 Maret 2020   11:41 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

Song list:

  • Taeyeon -- All About You
  • ASTRO -- Always You
  • THE EAST LIGHT -- Are You Okay
  • Crush -- Beautiful
  • NCT DREAM -- Candle Light
  • IOI -- Downpour
  • WANNA ONE -- Home
  • WANNA ONE -- I.P.U Confession Version
  • Henry -- It's You
  • NU'EST -- Love Without Love

MIN DONGHYUN'S POV

Aku tak bisa tidur dengan nyenyak semalam, jadi aku memutuskan bangun lebih pagi. Hyong tidak berangkat denganku karena bahkan ketika aku sudah siap keluar rumah, dia baru selesai mandi. Mungkin sedikit berkeringat bisa membuat perasaanku lebih baik. Aku akan ke gedung olahraga untuk main basket sebentar.

"Kau sengaja menyusahkanku, kan?"

PIntu gedung olahraga terbuka. Siapa yang sepagi ini sudah datang ke sekolah?

"Tidak, tapi noona-lah yang..."

Chungdae hyong dan miss Baek yang tampak sedang main bulutangkis. Mengapa aku harus melihat mereka lagi?

"Aku yang apa? Yang apa?"

"Bodoh."

"Berani-beraninya kau!!!"

Aku tidak tahan lagi.

"Kau tidak tahan dengan itu kan?"

Aku kaget saat ada seseorang yang menutup pintu dengan rapat dari arah sampingku.

"Youngkyong?"

"Aku sudah melihat itu daritadi."

Dia berjalan menjauh dan aku perlahan mengikutinya.

"Donghyun, mau membuat kesepakatan denganku?"

"Apa maksudmu?"

"Aku tau kau suka dengan miss Baek."

Jantungku sempat berhenti berdetak dan aku ikut Youngkyong duduk di kursi taman.

"Apakah itu sangat jelas?" tanyaku khawatir.

"Tidak, itu hanya karena mataku jeli."

"Dan apa maksudmu dengan kesepakatan?"

Youngkyong menoleh dan menatapku tajam, tatapan yang sangat asing, seperti bukan Youngkyong yang kukenal.

"Aku akan membantumu mendekati miss Baek. Yang perlu kau lakukan hanya menyambar peluangnya. Dan aku yang akan membuat peluangnya."

Jika ini bisa membuatku dekat dengan miss Baek...

"Tapi kau pasti ingin sesuatu sebagai imbalan kan?"

"Untukku, ciptakan peluang bagiku dan hyongmu juga Chungdae oppa," ujarnya membuat mataku membelalak, "tenang, bukan maksudku menduakan hyongmu. Aku hanya ingin mengetahui kemana tujuan akhir perasaanku, hingga di saat aku bisa memilih."

Kami bertukar pandang. Ini bukanlah kesepakatan yang jelek. Mungkin jika aku menyambar peluang yang dimaksud Youngkyong, miss Baek hanya akan memandangku seorang.

***

HEO CHUNGDAE'S POV

Aneh sekali rasanya. Tadi pagi Dongsun menghampiriku dan mengatakan kalau Noh Sonsaengnim ingin menemuiku. Setauku sebagai wakasek, dia sangat jarang berhubungan langsung dengan para murid kecuali dengan kepala guru di tiap departemen, wali kelas atau hanya ketua Students Committee. Aku mengetuk pintu kantornya pelan.

"Heo Chungdae, silakan masuk."

Aku masuk ke ruangan wakasek yang tak pernah aku masuki sebelumnya dan duduk di seberang meja Noh Sonsaengnim. Aku tidak begitu akrab dengan beliau karena memang jarang bertemu.

"Langsung saja aku ingin berbicara ke pokok permasalahan," beliau menatapku tajam, "apa hubunganmu dengan miss Baek Choeun?"

Aku terkesiap. Bagaimana dia bisa tau? Apa yang harus kujawab? Haruskah aku berbohong?

"Kau tidak bisa menjawab karena tak terbiasa berbohong kan? Tapi kau tak yakin jawabanmu akan menguntungkan kalian kan?"

Aku masih mengatupkan mulutku rapat-rapat. Kemana arah pembicaraan ini?

"Taukah kau kalau kalian sudah melanggar peraturan sekolah yang paling berat? Dan ini bisa menyebabkan kau atau miss Baek atau kalian berdua, dikeluarkan dari sekolah."

Aku membelalakkan mataku. Beliau benar. Aku hanya bersikap egois selama ini tanpa memikirkan resikonya. Aku yakin kami kurang hati-hati sehingga ada yang mengisiki beliau. Ah sial...

"Jadi aku ingin melihat bagaimana kau bersikap setelah ini," ujarnya pelan-pelan, "kami tak ingin kehilangan kau ataupun miss Baek. Kau mengerti?"

"Aku mengerti, Sonsaengnim."

"Baik, kau boleh kembali ke kelas."

Tapi aku tidak pulang ke kelas dan memilih duduk di ranjang School Infirmary. Banyak yang sedang kupikirkan saat ini. Mengapa di saat aku dan dia sedang sangat berbahagia, kami tak bisa meneruskan kebahagiaan itu? Aku meremas bantal dengan keras, ingin rasanya aku memukul sesuatu. Kalau cintaku pada miss Baek bisa membahayakan dirinya, padahal aku bahagia karena perasaan itu... apa yang harus kulakukan?

***

HEO CHUNGDAE'S POV

"Chungdae! Tunggu sebentar!"

Dongsun berlarian ke arahku sambil membawa tumpukan kertas.

"Aku mendadak dipanggil oleh Hwang Saem," lapornya, "bisa berikan ini untuk miss Baek? Atau nilai kita akan berkurang sekelas. Kau tau seperti apa dia."

Aku tertawa sejenak bersama Dongsun. Dia menumpukkan kertas itu ke tanganku dan berlalu. Haruskah aku menceritakan peringatan Noh Saem pada noona? Tapi aku takut itu malah akan membuatnya sedih. Dari segala hal yang ingin kulihat dari dia, hanya wajah sedihnya yang tak ingin kulihat.

"Permisi miss Baek."

Miss Baek menoleh dan tersenyum ketika melihatku masuk. Senyum itu sungguh berharga. Aku akan merasa menjadi brengsek jika menghilangkan senyum itu dari padanya.

"Ini tugas kelas kami. Sudah lengkap karena Dongsun yang memeriksa."

"Baiklah. Letakkan saja. Terimakasih Chungdae."

Aku ragu sejenak. Kurasa dia perlu tau...

"Oh Heo Chungdae, apa yang kau lakukan disini?"

Aku mundur ketika mendengar suara Noh Saem.

"Aku baru saja mengantarkan tugas kelas kami. Kalau begitu, aku pamit."

Dengan cepat aku melangkah keluar ruang guru. Apakah aku harus menggunakan DM untuk menghubunginya? Tapi aku tau seperti apa miss Baek. Mungkin setelah sedih dia malah akan mencari Noh Saem dan dengan sikapnya yang pemberani itu, aku tak ingin memikirkan kelanjutannya. Aku akan mencari jalan keluarnya sendiri dulu. Miss Baek, tunggu aku.

***

"Ya kelas 1B, aku minta maaf."

Seketika suasana kelas 1B yang ramai jadi sepi setelah aku sampai di meja guru. Sebagian terlihat penasaran kenapa aku ada disini.

"Karena ada sesuatu hal yang sangat penting, Ong Saem tak bisa hadir untuk pelajaran dia hari ini," beberapa anak mulai berbisik, "tapi aku disini bukan untuk mengajar Science, ayo kita lanjutkan pelajaran English kita."

Aku tersenyum mendengar celotehan ramai anak-anak. Ada yang tidak suka pelajaran Science diganti, ada yang sangat setuju (Chinye dan Youngkyong berceloteh senang) dan Donghyun yang duduk paling belakang, meskipun diam, tampak tersenyum lebar.

"Baiklah itu berarti kita bisa ambil buku textbook kita lagi," ujarku mengatasi keramaian, "dengan latihan dan diskusi kelompok untuk halaman 7 sampai 10."

"Baik miss."

Mengajar di jam terakhir memang banyak tantangannya, selain anak murid yang mulai kehilangan konsentrasi sampai pihak guru sendiri yang mulai mengantuk. Diskusi kelompok terasa cepat berakhir dan aku memberi mereka project reading baru untuk menghabiskan sisa waktu.

"Okay, since the time is almost over, for those who have read and analyze until page 10, you may be excused and do the rest at home," ujarku sebelum bel berbunyi, "but if you haven't done, please do it until page 10."

Gumaman senang dan kecewa kembali terdengar. Beberapa anak mulai membereskan meja mereka dan pamitan denganku.

"Donghyun, let's go to basketball field," ajak Haru.

"You may go first, I haven't finish it," balas Donghyun.

Aku masih duduk di meja guru hingga beberapa murid mulai menyusul pulang. Sebenarnya aku lagi banyak pikiran. Sudah tiga hari belakangan Chungdae bersikap aneh. Dia tidak mengirimiku DM dan tidak menungguiku untuk pulang bersama. Tapi sudahlah, mungkin dia sedang sibuk akhir-akhir ini. Akupun berharap dia focus pada pelajarannya karena terkadang dia masih jadi topic pembicaraan di ruang guru.

"Miss Baek?"

Aku mendongakkan kepalaku. Rupanya yang baru saja memanggilku itu Donghyun yang masih duduk di kursinya. Aku mengecek jam dinding, sudah jam 4 kurang 5 menit sekarang.

"Oh Donghyun, kau belum selesai?"

"Ya, uhm, sedikit lagi miss."

"Just tell me if you need any help."

"I will, miss."

Aku menguap sekali dan memutuskan berjalan ke jendela. Dari situ aku bisa melihat taman belakang sekolah dan ada beberapa murid yang menghabiskan waktu disana. Aku terkesiap saat mengenali punggung Chungdae yang berjalan memasuki gedung olahraga. Aku... merindukannya. Aku mengerjapkan mataku dan menoleh memandangi Donghyun. Donghyun tampak kaget dan kembali membaca bukunya. Apakah dia memandangiku sejak tadi? Aku pura-pura melihat ke taman lagi lalu mendadak menoleh lagi. Donghyun memandangiku dan dari balik bukunya, aku bisa melihat matanya menyipit, rupanya dia tersenyum. Aku balas tersenyum dan berjalan mendekatinya.

"Apa yang kau lakukan sebenarnya?"

"Membaca."

Aku duduk di sebelahnya.

"Dimana kesulitannya? Biar kubantu."

Biasanya Donghyun cukup oke. Tak mungkin dia butuh waktu 45 menit untuk membaca 10 halaman buku saja.

"Maaf miss, aku kurang berkonsentrasi tadi."

"Kenapa begitu?"

"Karena aku..." tapi dia terdiam saat dia menatap mataku, "tak mengerti kata yang ini."

Aku melihat jarinya menunjuk ke bukunya. Aku tertawa. Kukira dia mau bilang apa tadi. Tapi sejenak, pandangan matanya tadi membuatku gugup.

It's a beautiful life

I'll stay by your side
It's a beautiful life

I'll stand right behind you
Beautiful love

If I am with you under this sky

Just breathing alone makes me happy

It's a beautiful life
Beautiful day

I live in your memories
Beautiful life beautiful day

Stay by my side

Beautiful my love
Beautiful your heart
It's a beautiful life
It's a beautiful life

(Crush -- Beautiful)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun