"Tidak, aku nyaman. Tetap begini ya."
Aku berusaha keras berkonsentrasi menonton lagi tapi usahaku sia-sia saja. Kadang aku meliriknya yang tertidur pulas.Wajahnya saat tidur terlihat sangat damai. Pasti tak akan ada yang menyangka dia jahil jika melihat wajahnya yang begini. Kuulurkan tangan kiriku untuk merapikan poninya. Ah sial. Ini benar-benar sudah di luar akal sehatku.
"Uh..." keluh Chungdae lalu menggosok matanya.
Dan akhirnya, dia melepas lenganku yang kebas.
"Filmnya sudah selesai," laporku.
"Oh baiklah," ujarnya setelah menguap sekali, "enak sekali tadi tidurku. Mungkin karena ditemani noona."
Dia sudah terlihat segar, tidak Nampak seperti habis bangun tidur.
"Noona, is your arm alright?"
No, it's numb, rasanya ingin kujawab begitu.
"No, I'm okay," jawabku, berbohong dengan lugas.
"Let's go to the next place,"