"Noona, kau akan menghajar juara taekwondo sekolah?"
"Of course, why not? I know that you aren't dare to touch me."
"I'm not dare to touch you, you say?"
Mendadak dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku bahkan bisa mencium nafasnya yang juga berbau mint. Aku bisa melihat fitur wajahnya yang semakin jelas: matanya yang balik menatap mataku dengan tajam dan hidungnya yang jaraknya kurang dari beberapa cm dari hidungku. Aku mendorongnya menjauh.
"Don't mess around!"
Dia tertawa dan kembali focus menonton. Jujur aku tidak bisa fokus. Kadang tangan kami bersentuhan saat mengambil popcorn atau minuman. Aku pun khawatir dia bisa mendengar detak jantungku yang tidak normal ini.
"Noona..."
Aku menoleh dan melihatnya memandangku dengan matanya yang tampak sayu.
"Aku capek, mungkin efek bertanding kemarin. Boleh aku charging sebentar?"
Sebelum aku mengerti apa yang dia maksud, dia mengambil tangan kananku dan meletakkan kepalanya di lenganku itu, sambil badannya yang tinggi setengah terjulur dari kursi.
"Kau pasti tidak nyaman."