Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | [27/55] No Other... The Story

12 Januari 2020   14:30 Diperbarui: 12 Januari 2020   14:31 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                "Manshi! Jangan baca!"

Kibum menutup layar laptop Yifang, dan aku mematung disitu.

                "Aku... aku memang gemuk... aku tidak pantas berteman dengan kalian yang artis... kalian harusnya menghindariku..."

                "Andwae! Jangan bilang begitu, Manshi!" protes Yifang.

                "Tapi aku memang tidak cantik! Untuk apa karir dan study-ku, mau sebaik apapun, aku tidak cantik!"

              "Siapa yang bilang kau tidak cantik? Manshi, kau cantik, berbakat, menyenangkan, aku menyukaimu, yang lain juga!" seru Kibum panic.

Tapi aku sudah berlari meninggalkan mereka, masuk ke dalam kamarku. Air mata dan kegelisahan yang terus menghantuiku semenjak beberapa waktu ini akhirnya tumpah. Aku mendengar Kibum dan Yifang menggedor pintu kamarku, tapi aku tidak membukakan pintu. Tak lama kemudian suasana lebih tenang, dan karena kelelahan, aku tertidur. Meski aku tidur, aku merasa air mata tetap menetes dengan derasnya. Kenapa juga... kenapa aku sejak dulu tidak bisa mengendalikan nafsu makanku? Meski aku bukan gadis dengan berat badan 100 kg, tapi tetap saja, aku merasa aku gemuk. Dan aku bermimpi... aku bermimpi banyak orang menertawaiku... aku melihat Shindong, berlari ke sisinya, tapi dia menghindariku. Aku ingat jelas kata-katanya: dia bilang meski dia gemuk, dia tidak menginginkan gadis yang gemuk untuk jadi pacarnya. Dia lebih memilih Aqian...

                "Manshi! Berhenti mengurung diri di kamar begitu! Kalau kau masih tidak mau buka pintu, kami akan minta kunci pada si ahjussi!" terdengar suara Aqian dan ketukan pintu yang seru.

Aku membuka mataku, tapi enggan bergerak. Selain suara Aqian, ada juga suara kasak-kusuk Yifang dan Xili. Aku melihat... sekarang sudah jam tujuh malam.

                "Kami hitung sampai tiga, kalau kau tidak buka pintu, kau..."

Tapi belum Aqian menyelesaikan kata-katanya, aku sudah membuka pintu untuknya. Aku melihat ketiga sahabat seapartemenku itu berkerumun di depan pintu kamarku. Aku kembali duduk di ranjang, lalu mereka masuk mengikutiku. Xili dan Yifang duduk di kanan-kiriku, tapi Aqian menarik kursi duduk di hadapanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun