Ia menambahkan, "Tapi oknum sebenarnya yang membuat itu semakin, ya kalau menurut saya Indonesia masih jauh sih dianggap merdeka."
Pandangan ini menggambarkan kompleksitas masalah yang dihadapi Indonesia. Bukan karena kurangnya niat baik atau perencanaan, tetapi lebih karena adanya praktik penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Praktik ini tentu merugikan rakyat banyak dan menghambat terwujudnya kesejahteraan yang merata.
Ketika diminta untuk menyebutkan tiga hal yang paling kritis dan perlu dievaluasi dalam rangka menyambut usia ke-80 Indonesia, Ustadz Irmansyah memberikan tiga poin penting yang mencerminkan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa saat ini.
Poin pertama yang disorotinya adalah terkait kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Menurutnya, kebijakan yang ada saat ini belum sepenuhnya menyentuh kebutuhan rakyat terutama yang berada di lapisan bawah dan di daerah terpencil.
"Yang pertama mungkin dari segi peraturan mungkin atau kebijakan. Kebijakannya setidaknya cobalah sesekali turunnya itu jangan kegorong-gorong tapi melihat bagaimana rakyat miskin ataupun rakyat-rakyat di pelosok-pelosok itu dengan bertahan kehidupan," ujarnya.
Ia menambahkan, "Jadi mungkin dibuat strategi bagaimana agar aturan itu memang menyentuh atau kena terhadap orang-orang yang ada di pinggiran. Jangan hanya ada di sekitaran-sekitaran pemerintahan saja."
Pernyataan ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini di mana masih banyak daerah terpencil yang kurang mendapatkan perhatian dan pelayanan yang memadai dari pemerintah pusat. Banyak kebijakan yang dibuat di Jakarta ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat di daerah, sehingga implementasinya menjadi tidak efektif.
Poin kedua yang disorotinya adalah terkait dengan kinerja para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menurutnya, meskipun para anggota dewan bekerja keras, namun ada kecenderungan mereka lebih mencari keuntungan pribadi daripada benar-benar memperjuangkan aspirasi rakyat.
"Yang harus dievaluasi yang kedua mungkin para mereka yang duduk di DPR itu harus kita evaluasi," ujarnya. Ketika dikonfirmasi apakah yang dimaksud adalah anggota Dewan, ia menjawab tegas, "Yes."
Meskipun mengakui bahwa para anggota dewan bekerja siang malam, ia tidak menutup mata terhadap realita yang ada. "Ya mereka kerja mulai dari pagi, siang, sore, malam mereka bekerja untuk rakyat Indonesia tapi percayalah bahwa semua yang bekerja itu pasti mencari keuntungan," tambahnya.