(Deli Serdang, 12 Agustus 2025) Memasuki usia ke-80 tahun, Indonesia seharusnya telah menjadi bangsa yang matang dan mampu mensejahterakan seluruh rakyatnya. Namun, kenyataan di lapangan masih menunjukkan banyak ketimpangan. Ustadz Irmansyah Nasution, M.A., guru Bimbingan Konseling (BK) di SMP Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara, memberikan pandangannya tentang kondisi Indonesia saat ini dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kemerdekaan sejati.
Dalam wawancara eksklusif dengan tim pemberitaan sekolah, Ustadz Irmansyah yang telah mengabdi selama empat tahun di lingkungan Al-Azhar menyampaikan pandangan kritis namun konstruktif tentang berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, meskipun Indonesia telah menginjak usia delapan dekade, kemerdekaan yang sesungguhnya belum dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Ustadz Irmansyah mengawali penilaiannya dengan menyatakan bahwa Indonesia di usia ke-80 tahun sebenarnya sudah matang. "Kalau saya melihat Indonesia di usia ke-80 ini sebenarnya sudah matang," ujarnya dengan tegas. Namun, ia segera melanjutkan dengan sebuah catatan kritis bahwa kematangan ini belum diimbangi dengan kemerdekaan yang merata di berbagai aspek kehidupan.
"Masih banyak dari berbagai sudut pandang atau mungkin struktur ataupun peraturan-peraturan yang saat ini belum merdeka menurut saya," tambahnya. Pandangan ini didasarkan pada pengamatannya selama ini terhadap berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Salah satu poin kritis yang disorotinya adalah banyaknya peraturan yang cenderung menguntungkan segelintir kalangan. "Karena banyaknya peraturan-peraturan yang kalau secara awam kita perhatikan, sampai sekarang ini hanya mementingkan para konglomerat, kalau bahasanya yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin menderita," ungkapnya dengan nada prihatin.
Pernyataan ini menggambarkan keprihatinan yang mendalam terhadap ketimpangan ekonomi yang masih terjadi di Indonesia. Meskipun telah merdeka selama 80 tahun, jurang antara si kaya dan si miskin tampaknya masih lebar, bahkan cenderung melebar. Kondisi ini tentu bertentangan dengan cita-cita para pendiri bangsa yang ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketika ditanya apakah tujuan para pendiri bangsa untuk mensejahterakan kehidupan bangsa telah terwujud, Ustadz Irmansyah memberikan jawaban yang bijaksana. "Kalau kita berbicara masalah terwujud atau tidak, saya belum bisa memastikan itu," ujarnya.
Namun, ia menegaskan keyakinannya terhadap niat baik pemerintah. "Tapi yang jelasnya memang saya yakin kepada pemerintah kita bahwa tujuan mereka memang ingin mensejahterakan rakyat Indonesia dengan sebetul-betulnya dengan inti kemerdekaan itu," jelasnya.
Akan tetapi, ia tidak menutup mata terhadap realita di lapangan. Menurutnya, ada beberapa oknum yang justru merusak niat mulia tersebut. "Hanya saja mungkin ada beberapa oknum di dalamnya itu yang tidak sejalan ataupun yang mungkin pada saat itu dia mengeluarkan uang banyak untuk menduduki kursi tersebut sehingga dia harus menyelesaikan atau sehingga dia harus mencari penyelewengan ataupun sebenarnya tujuan pemerintah bagus," paparnya.