Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Otak

27 September 2020   19:56 Diperbarui: 27 September 2020   20:07 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi lesu dalam beraktivitas (kompas.com)

Banyak orang bertanya-tanya, kenapa zaman sekarang sering muncul penyakit yang aneh-aneh. Sederhananya, kalau dulu makanan dan kendaraan masih sedikit, maka efeknya pun sedikit.

Berbeda dengan saat ini. Udara dan air kita sudah tercemar karena banyaknya limbah. Makanan kita juga banyak yang berubah, misalnya dengan rekayasa genetik dsb, yang mungkin juga turut menyumbang timbulnya penyakit baru.

Selain itu, pola hidup atau kebiasaan sehari-hari juga memengaruhi kesehatan kita. Bahkan dapat mengganggu kinerja otak, sebagai organ terpenting yang merupakan pusat saraf, bersama dengan sumsum tulang belakang.

Berikut ini 7 kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap remeh, padahal berbahaya karena dapat merusak otak.

1. Melewatkan sarapan

Otak menggunakan 20% dari total glukosa dalam tubuh. Sebagai organ yang membutuhkan paling banyak energi dibanding organ lain, otak menjadi kurang responsif saat seseorang melewatkan asupan energi di pagi hari.

Sekira 2/3 dari total energi yang diperuntukkan ke otak, digunakan untuk melepaskan neuron. Kadar gula yang rendah secara berulang dapat menyebabkan defisit di otak, dan mengakibatkan sel-sel di dalamnya lebih cepat mati.

2. Kurang tidur

Tidur yang cukup bukan semata-mata soal durasi. Kamu bisa tidur sebentar dengan kualitas yang baik, itu lebih dibutuhkan otak daripada terlalu banyak tidur, yang efeknya mirip dengan kurang tidur, yakni lamban dan pelupa.

Kurang tidur dapat melemahkan kemampuan neuron, yang jika rutin terjadi, dapat menghilangkan kemampuan refleks indra lainnya secara permanen.

Baca juga: Ibu Hamil Jangan Percaya Mitos

3. Asal makan

Pernah merasakan, sudah makan tapi masih lapar? Bisa jadi karena yang kita makan kurang atau bahkan tidak bergizi, sehingga otak masih mengirim sinyal lapar untuk memenuhi kebutuhan mineral dan vitamin dalam tubuh.

Makanan enak tapi rendah gizi hanya menyebabkan kita terus mengonsumsi tanpa merasa kenyang. Hal ini bisa mengakibatkan obesitas. Atau, kita tidak makan karena merasa sudah cukup. Padahal otak kita tengah "kelaparan". Jika kebutuhannya tidak terpenuhi, tentu saja sel-sel di dalam otak akan mati.

4. Merokok

Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) pada 2016 merilis, Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asean. 34% penduduk Indonesia adalah perokok, dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Dikutip dari hhdresearch.org (30/12/18), merokok dapat merusak membran sel dan viabilitas saraf pada area otak yang bertanggung jawab terhadap keseimbangan, koordinasi, dan kemampuan motorik, baik kasar maupun halus.

Dari sumber yang sama bahkan didapati, seseorang yang sudah 25 tahun berhenti merokok, memilik korteks yang lebih tipis dibanding orang lain yang tidak merokok.

Baca juga: Cara Tepat Mencuci Masker Kain

5. Dehidrasi

Jika merasa haus, segeralah minum tanpa menunda. Sebab itu adalah sinyal yang diberikan otak karena kebutuhannya.

70% dari tubuh kita adalah air. Tak heran jika terjadi dehidrasi, kemampuan kognitif akan cepat berkurang.

6. Terlalu banyak konsumsi gula

Otak memang membutuhkan gula. Tapi jika berlebihan, justru dapat mengakibatkan peradangan yang membuat hippocampus (bagian otak yang mengelola memori) mengecil.

Demensia, atau menurunnya kemampuan mengingat dan berpikir, salah satunya disebabkan faktor gula ini.

7. Stres

Sudah bukan info baru, bahwa stres mampu merusak bagian tubuh mana pun, termasuk otak.

Stres kronis membuat hormon kortisol menumpuk di otak dan berujung pada kerusakan. Tak sampai di situ, stres bahkan dan membunuhi sel yang mengakibatkan penyusutan otak.

Referensi: 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun