Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Iri Bilang, Bos!

2 Juli 2020   10:15 Diperbarui: 3 Juli 2020   03:10 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bekal ngantor (Sumber: kompas.com/iStock)

Kenapa menelanjangi? Sebab apa yang mereka tuangkan justru menunjukkan apa yang terjadi pada rumah keluarga besar atau mungkin rumahnya sendiri.

Apa bisa bilang, keluargaku baik-baik aja kok. Ayahku baik, abangku baik, tapi aku benci laki-laki. Jadi laki-laki mana yang membuatmu merasa laki-laki tak seharusnya diperlakukan baik?

Kalaupun memang komentar mereka berangkat dari fakta yang mereka dapatkan di lingkungan terdekat, apa bisa yang terjadi pada diri kita kemudian digeneralisir semua orang pasti mengalami yang sama?

Kalau kamu kerampokan di Jakarta, apakah berarti semua orang Jakarta adalah perampok? Ini logika bodoh-bodohan aja sih. Tapi biar nyambung ke kepala siapa pun.

Ketika laki-laki di sekitar kita jahat, lalu kita menganggap semua laki-laki jahat? Itu konyol.

Aku sungguh mengagumi orang-orang yang pandai memasak. Yang tak reaktif terciprat minyak panas, yang bisa membalik ikan tanpa menghancurkannya. Aku mengagumi karena aku tak mampu. Kalau bisa, ya ngevlog!

Meski kita tak mampu, tidak ada alasan untuk menghina orang yang melakukan hal hebat untuk orang lain. Apalagi untuk suaminya. Iri bilang bos!

Sayangnya aku ketinggalan kereta. Jika ada yang bilang gak ada suami yang membekali istri, ada kok! Aku. Tapi itu hanya bentuk kasih sayang, bukan ketertundukan.

Termasuk ketika aku menyiapkan barang-barang kebutuhan suami, mencucikan pakaiannya, bahkan menyervis kendaraannya. Itu semua normal. Untuk apa menikah kalau semua diurus sendiri?    

Kocak kalau menyiapkan bekal saja dianggap kebodohan, bukankah dengan bekal itu bisa saja suami yang di kantor tergoda pelakor justru berpikir ulang melihat bekal bawaan istrinya? Itu semacam 'penangkal' agar suami tetap eling.

Ah, dasar mbaknya belum pernah merasakan dioleh-olehi suami yang pulang kerja. Apalagi saat kita terbersit ingin sesuatu, tapi lupa berpesan pada suami untuk membelikan. Eh tahu-tahu dia datang bawa yang kita inginkan. Uwu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun