Perpustakaan ini terdiri dari 3 lantai. Di bawah (mereka menyebutnya lantai dasar atau lantai 1 ya? Lupa) untuk lobi dan ruang baca anak. Di atasnya berbagai buku dengan semacam kafetaria, tapi hanya menjual minuman. Di atas lagi, terdapat area untuk lesehan dan beberapa unit komputer yang dapat digunakan pengunjung.
Entah karena faktor usia atau memang begitu adanya, menurutku koleksi buku anak di tempat ini kurang menarik. Bahkan ada beberapa buku yang rusak. Kalau dibawa ke Gramedia, anak-anak bisa kalap memilih. Akunya yang gak yakin dengan isi dompet. Tapi di sini mereka malah lebih antusias dengan mainannya. Tak masalah, yang penting mereka happy. Toh di rumah juga banyak buku.
Anak-anak dan pengunjung umum rasanya tidak terlalu banyak (kusimpulkan dari akumulasi beberapa kali kunjungan). Untukku sendiri, koleksi bukunya memang kurang lengkap. Aku yang kalau baca buku lebih suka berbaring sambil ngemil, juga tak terpenuhi kebutuhannya. Iya, lebay! Jangan dituruti. Pengunjung lain lebih waras kok!
Tapi kalau kamu punya nasib sama sepertiku. Gak punya kampung dan dikaruniai anak mabuk kendaraan, perpustakaan bisa jadi alternatif destinasi jalan-jalan. Bahkan meskipun di sana kamu nggak baca, minimal ada data pengunjung yang masuk ke mereka. Kasihan kan pegawainya, sudah bosan lihat bukunya itu-itu saja, tak ada pula kawan untuk berbagi derita.Â