Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Libur Panjang Tak Punya Kampung, Untung Ada Perpustakaan

16 Desember 2019   08:59 Diperbarui: 16 Desember 2019   09:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku ini bahkan tidak ada isinya / dok. pribadi

Agaknya terdengar konyol membandingkan kampung halaman dengan perpustakaan. Yang benar saja! Tapi itu bagi kamu yang punya kampung. Apalah aku dan anak-anak yang tanah kelahiran kami cukup didatangi dengan satu kali naik angkot dari lokasi domisili sekarang.

Suamiku lebih ngenes lagi. Rumah masa kecilnya masih berdiri, tapi melompong tanpa orang dan perabotan. Tak ada tetangga yang kenal dia, Nenek dan Abah telah wafat, keluarga pergi jauh semua. Jadi setiap mendengar kalimat "libur panjang" aku dan suami berpikir keras, ke mana kita? Ngapain kita?

Kalau memikirkan diri sendiri, aku sih nyaman-nyaman aja di rumah. Kalau sedang tidak banyak proyek nulis, ya ngukur ranjang dengan buku di tangan. Aih, nikmat betul itu!

Tapi ada anak-anak, yang kubayangkan akan mendapat tugas dari sekolah ketika masuk nanti. "Anak-anak, ceritakan pengalaman kalian selama liburan kemarin, ya!"

Sebagai orang dewasa, aku akan senang kalau mereka menulis "Liburan Santuy, di Rumah Saja Tetap Seru!" Tapi aku juga pernah jadi anak-anak. Ketika melewati libur panjang dan diminta mengarang, aku akan lebih bersemangat menceritakan pengalamanku liburan di rumah paman di Bungo. Meskipun waktu di sana gak seru-seru amat sih, cuma bermain dengan sepupu, yang juga bisa kulakukan dengan kawan-kawan di rumah.

Tidak ada momen jalan-jalannya. Sepanjang pagi-malam kerjaan Mamakku cuma masak dan ngobrol dengan adik dan iparnya. Aku main, makan, main, tidur. Dari kecil aku gak suka TV, dan HP belum ada waktu itu. Tapi untuk ditulis, liburan ke rumah paman, itu terdengar lebih keren!

Sebenarnya libur sekolah belum dimulai, tapi karena sedang ada pembangunan, kegiatan class meeting yang biasanya diadakan selama guru mengisi raport, ditiadakan. Anak-anak libur lebih awal, bahkan tak perlu ikut datang saat pembagian raport nanti.

Ditambah suami sedang belajar di Jawa, anak-anak mabukan kalau naik mobil, alhasil untuk mengisi waktu libur mereka, paling banter kuajak anak-anak jalan-jalan dan jajan-jajan di tempat yang dekat saja. Salah satunya ke perpustakaan.

jambi-independent.co.id
jambi-independent.co.id
Di Kota Jambi, ada lumayan banyak perpustakaan. Tapi yang jelas besar peluangnya bisa didatangi kapan saja (asal jam wajar) tentu yang milik pemerintah. Perpustakaan Kota di TAC dan Perpustakaan Provinsi di Telanai.

dok. pribadi
dok. pribadi
Pekan lalu aku dan anak-anak bertandang ke Perpustakaan Kota. Biasanya aku akan langsung ke atas untuk melihat-lihat koleksi atau numpang rapat di sana. Tapi kali ini karena agendanya untuk menghibur anak-anak, jadi di bawah saja menemani mereka membaca.

Terbilang modern, mengisi data kunjungan di perpustakaan ini tidak lagi dengan mengisi buku tamu. Tapi input melalui komputer layar sentuh di dekat resepsionis (sebutannya ini juga kah?) lalu tinggal menuju loker untuk meninggalkan tas dan membawa barang-barang penting saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun