Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mauwil Saelan, Ramang Memang Hebat (67)

5 Juni 2021   17:40 Diperbarui: 5 Juni 2021   17:45 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Maulwi Saelan (Foto:Ist).

Soal kasus suap yang terkenal dengan kasus Senayan, saya lupa menanyakan kepada Maulwi. Namun dalam acara Mata Najwa di Metro TV, 19 Januari 2011 malam, kapten tim nasional di Olimpiade Melbourne, 1956 itu mengakui.

''Ketika itu saya sudah tidak bermain bola lagi, karena baru pulang dari Amerika Serikat sebagai persiapan Trikora,'' kata Maulwi Saelan yang tampil dalam sesi kedua acara itu bersama dengan Budiarto Shambazy. Wartawan senior harian Kompas.

Menurut Maulwi, dia mengetahui kasus suap itu dari dan dilakukan oleh cukong-cukong judi sepakbola. Penjaga gawang terbaik Indonesia itu kemudian memberitahu komandan pemusatan pelatihan tim bahwa ada suap. Ini ditandai oleh kekalahan kesebelasan nasional Indonesia dalam event Ganefo 1962 di Jakarta. Padahal, kesebelasan Indonesia saat itu sedang naik daun. Termasuk kesebelasan yang diperhitungkan di kawasan Asia.

Kiper Olimpiade

Nama Maulwi Saelan kondang karena kepiawaiannya mengawal gawang kesebelasan nasional. Tetapi sebenarnya, dia mulai berlatih sepakbola bukan sebagai penjaga gawang, melainkan untuk posisi penyerang. Pria kelahiran Makassar 8 Agustus 1926 ini pertama memasuki klub MOS (Main Oentoek Sport) di Makassar. 

Maulwi Saelan yang dikutip dari Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66 (Visime 2008: hlm. iv) dua berkisah panjang mengenai dirinya, khususnya seputar kesenangannya terhadap sepakbola. Saelan mengakui, menekuni sepakbola karena ayahnya ketika belajar di Koningin Wilhelmina School (KWS) di Batavia juga menggeluti olahraga sepakbola. Lulus dari KWS, dia ditempatkan di Makassar, sekaligus jadi pemain dan pelatih sepakbola. Karena ayahnya pelatih sepakbola, Saelan pun memperoleh dukungan menjadi pemain bola.

Ia berlatih dan terus berlatih mengejar cita-citanya, tampil di olimpiade. Belakang hari dia kemudian tahu kalau pesta olahraga olimpiade sudah diselenggarakan di Athena, Yunani sejak tahun 776 sebelum Masehi. Waktu itu, dilaksanakan untuk menghormati Zeus dan Apollo, dewa bangsa Yunani. Pesta ini dinamakan Olimpic Games, karena digelar di kota Olympia, di tepi Sungai Alphecis, Athena. Herodotus, seorang tokoh olahraga zaman itu tampil sebagai pemrakarsanya.

Olympic games modern pertama diselenggarakan di Athena pada tahun 1896, guna mengabadikan nama Kota Olympia sebagai tempat kelahiran pesta olahraga sejagat itu. Kemudian, olimpiade dilaksanakan tiap empat tahun sekali. Sama dengan kebiasaan zaman Yunani kuno, kecuali ketika Perang Dunia II, penyelenggaraannya terhalang.

Olimpiade pertama baru diikuti 13 negara dengan mempertandingkan 10 cabang olahraga. Atlet yang ikut 285 orang. Itu pun seluruhnya laki-laki. Pada olimpiade kedua tahun 1900 pesertanya meningkat menjadi 20 negara dengan 1.060 atlet putra dan enam putri. 

Ketika bersekolah di Frater School Makassar, ia menonton film tentang Olimpiade Berlin, pada tahun 1936. Jesse (James Cleveland) Owens seorang atlet kulit hitam Amerika Serikat tampil memukau dengan menggondol medali emas. Ketika itu Saelan kecil bercita-cita bisa tampil di ajang olimpiade. Lantaran dia gemar bermain bola, jelas yang dibayangkannya adalah bertanding dalam cabang olahraga ini (sepakbola) di olimpiade. Selain sepakbola, dia juga menyenangi olahraga lain seperti tenis.

Niatnya itu ternyata terwujud 20 tahun kemudian, saat dia berusia 30 tahun. Pada tanggal 17 November 1956, ia berdiri di bawah mistar gawang PSSI pada Olimpiade XVI di Melbourne, Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun