Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mauwil Saelan, Ramang Memang Hebat (67)

5 Juni 2021   17:40 Diperbarui: 5 Juni 2021   17:45 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Maulwi Saelan (Foto:Ist).

Menghadapi Asian Games II, Maulwi juga dipanggil. Hanya, kesibukannya sebagai tentara mengurangi porsi latihannya hingga gagal dikirim ke Asian Games di Manila, Filipina tahun 1954 .

Ketika PSSI mencatat sejarah menahan kesebelasan Uni Soviet 0-0 di Olimpiade Melbourne 1956, Maulwi tampil sebagai penjaga gawang kesebelasan nasional. Dia menjadi salah satu bintang yang berhasil menggagalkan tendangan pemain Soviet menggetarkan jala Indonesia. Pers asing menyebut Maulwi sebagai 'benteng beton' yang susah ditembus pemain Soviet.

Dalam laga melawan Soviet itu, meski diperpanjang 2 x 15 menit, Saelan bisa menjaga gawang Indonesia tanpa kebobolan. Kedudukan berakhir 0-0. Waktu itu belum ada ketentuan adu penalty, sehingga pertandingan diulang 36 jam kemudian. Dalam pertandingan itulah, PSSI kalah 0-4. Pasalnya, beberapa pemain cedera.

Maulwi menikahi Tjitji Awasih yang memberinya enam anak. Tiga di antaranya putri. Ketika Bung Karno menjadi Presiden RI, dia tercatat sebagai salah seorang pengawal yang dikenal dengan anggota pasukan Cakrabirawa. Dia memperoleh pendidikan militer di Port Gordon, Amerika Serikat pada tahun 1959 dan 1960. Juga mengikuti pendidikan pasukan para di Batujajar, Jawa Barat.

Ia berhenti dari karier militernya dengan pangkat terakhir kolonel. Maulwi beralih sebagai tokoh pendidikan dengan mendirikan Perguruan Islam Al Azhar. Juga menjadi ketua beberapa yayasan sosial seperti Yayasan Haji Amin Saelan (1975), Yayasan Shifa Budi (1975), dan Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar bagian Kesehatan.

Pada tahun 1964-1967, Maulwi dipercaya sebagai Ketua Umum PSSI dan terus aktif sebagai anggota Dewan Penasihat.PSSI.

Maulwi menjalani pendidikan antara lain, Frater School Makassar, HBS Makassar, Tokubetsu Tjugako, SMA C Makassar, Physical Security, The Provost Marshal General's School, Fort Gordon-USA.

Sebelum kemerdekaan sampai kemerdekaan RI dia tercatat sebagai Pemimpin Harimau Indonesia dan Pimpinan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS).

1949-Maulwi Saelan berpangkat Letnan Satu Polisi Militer TNI AD, Yogyakarta

1949-Perwira POM Komisi Militer Teritorial Indonesia
1951-Komandan Detasemen CPM, Bandung
1952-Komandan detasemen CPM, Purwakarta
1953-Komandan Detasemen CPM Makassar
1954, Wakil Komandan Batalyon VII CPM, Makassar
1962-Komandan POMAD PARA
1962-Komandan POMAD TJADUAD/MANDAL/TRIKORA, Makassar
1962-Kepala Staf Resimen Tjakrabirawa, Jakarta
1963- Pangkat Kolonel, wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa
1966- Ajudan Presiden RI Bung Karno
Lainnya :
Penjaga gawang, kapten kesebelasan nasional Indonesia (PSSI), pada Asian Games di New Delhi, Tokyo, Olympic Games di Melbourne 1956, Juara Asia Pra FIFA 1958, Ketua PSSI 1964-1967
Mengarang buku Sepakbola tahun 1970
Buku "Dari Revolusi '45 Sampai Kudeta '66 : Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa" tahun 2002. (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun