Mohon tunggu...
Haniffa Iffa
Haniffa Iffa Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Editor

"Mimpi adalah sebuah keyakinan kepada Tuhanmu, jika kau mempunyai keyakinan yang baik kepada Tuhanmu, maka kau akan bertemu dengan mimpimu." #Haniffa Iffa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasih yang Tersembunyi dalam Untaian Doa Ibu

15 Desember 2018   14:30 Diperbarui: 15 Desember 2018   17:22 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam usapan tangan, makna yang tersembunyi adalah ketersambungan do'a seorang Ibu dalam setiap dan denyut nadi anaknya dalam beraktifitas. Sambungan itu tidak bisa diutus dengan cara apapun, karena itu manifestasi dari iman dan apresiasi dari ayat Al-Qur'an. 

Tidak sedikit teknologi yang telah membuktikan bukti-bukti kebenaran ayat Al-Qur'an. Maha Suci Allah atas segala sesuatu. Bagi seorang Ibu, keselamatan, keberhasilan, keamanan, dan prestasi anaknya dalam melakukan Syari'at adalah sebagai ukuran sejauh mana seorang Ibu amanah dalam hidupnya. Jika ibunya baik, tentu anaknya akan baik, jika ibunya tidak baik, tentu itu akan berakibat pada akhlak anaknya. Sudah banyak contoh yang bisa membuka mata kita, mata hati kita untuk lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

Dalam kemarahannya sekalipun, ucapan seorang Ibu adalah motivasi, bukan umpatan/ kutukan, karena sebenarnya itu adalah ungkapan harapan yang amat besar, tetapi anak sering menerimanya dengan sakit hati. Jika kita mau melihat ke belakang, hanya ibulah yang paling jujur di dunia ini. Ketika seorang anak lahir, ibu menyampaikan kau perempuan dan kau laki-laki, maka itulah yang diikuti sampai mati.Perkembangan teknologi sangat membantu dalam hal ini. Hubungan batin yang paling kuat adalah hubungan batin antara ibu dan anaknya. Bahkan sejak dalam kandungan pun, seorang ibu bisa berkomunikasi dengan buah hatinya. Teknologi sekarang ini cukup untuk membuktikan betapa agama Islam sangat memuliakan seorang Ibu. Sekali lagi, ibu adalah malaikat tanpa sayap yang diam-diam senantiasa mengirimkan do'a-do'a indah untuk buah hatinya.

Kembali pada budaya yang seolah sirna, sesungguhnya mencium tangan ibu akan menunjukkan rasa hormat kita pada beliau. Seolah memang sederhana, namun ini adalah sebuah budaya luhur yang patut dilestarikan. 

Di era ini, seolah-olah kita telah kehilangan nilai luhur, nilai keaslian, bahkan kehilangan jati diri kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Dalam do'a-do'a indahnya, seorang Ibu selalu berharap adanya kebaikan pada buah hatinya. 

Bunda adalah malaikat tanpa sayap. Kasih sayangnya menjelma menjadi sayap-sayap putih yang menerbangkan sebuah asa ke angkasa raya. Ibu, bagai surga dalam dunia nyata.

Dulu, saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar, ada sebuah perlombaan yang membuat saya berdebat dengan ibu saya, akhirnya saya menuruti apa kata beliau walau saat itu dengan sangat terpaksa. 

Saat itu, saya dan ibu berdebat memilih busana yang tepat untuk lomba fashion show islami, saya tidak suka dengan pilihan ibu, karena saya tidak percaya diri dengan busana seperti itu. 

Pada akhirnya, saya memakai busana yang dipilihkan ibu, walau dengan hati yang menggrundel saat itu. Tentu saja karena do'a restunya, akhirnya saya mendapat juara pertama pada lomba itu. 

Saya tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi. Sampai detik ini, saya selalu ingat dengan kejadian itu, dan membuat saya selalu memohon do'a dan restu akan setiap kegiatan maupun perlombaan kepada saya. Itu adalah bukti nyata akan sebuah kasih yang tersembunyi dalam untaian do'a ibu.

Tradisi mencium tangan/salaman kepada seorang ibu sudah sedikit saya telaah diatas. Kita harus tetap menjaga budaya asli yang hampir pudar di zaman akhir ini, jangan pernah biarkan budaya-budaya baru merasuk tanpa permisi, lalu mengusik nilai-nilai luhur kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun