"Tidak ada yang lebih bahagia daripada mencintai dengan sepenuhnya, walau harus merelakan sepenuhnya pula."
---
Jauh di tanah kelahirannya, Anna, anak kecil yang dulu diajari Nora membaca, kini menjadi pustakawan keliling yang membawa buku ke desa-desa.
Pieter menjadi pastor Jesuit. Setiap misa, ia menutup homilinya dengan kalimat yang ia kutip dari catatan Nora:
"Tuhan hadir paling jelas di tengah penderitaan."
Ibu Tien membuka panti asuhan bagi anak-anak yatim pascaperang, menamainya: Rumah Senja Nora.
Dan setiap 17 Agustus, di Camp 6, ada misa syukur kecil. Tidak ramai, tapi penuh karena yang datang bukan untuk mengenang perang, mereka datang untuk mengingat bahwa cinta dan iman bisa tumbuh bahkan dari tanah yang dulu beku oleh ketakutan.
Pun ketika malam tiba dan angin Ambarawa berembus ke dapur tua sekolah itu, kadang terdengar suara pelan:
"Pambudi... kita sudah cukup."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI