Mohon tunggu...
Didik Prasetyo
Didik Prasetyo Mohon Tunggu... Live - Love - Life

Menulis adalah cara untuk menyulam hidup dan mengabadikan kasih yang tak lekang oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pertemuan yang Tak Pernah Selesai

23 April 2025   12:43 Diperbarui: 23 April 2025   12:43 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Nora turun dari podium, ia diarahkan langsung ke luar oleh petugas Palang Merah. Kapal yang akan membawanya ke Belanda, tempat rehabilitasi dan pengobatan sudah bersiap di pelabuhan. Hanya ada waktu beberapa menit.

Pambudi berlari.

Menembus kerumunan.

Menyerobot pagar kecil.

"Nora!" teriaknya, seperti meneriakkan nama yang selama ini ia bisikkan dalam doa.

Nora menoleh. Matanya langsung basah. Tapi langkahnya tak bisa berhenti. Para petugas memintanya naik.

Pambudi tiba tepat ketika tali tambat kapal dilepas.

Mereka berdiri terpisah satu dermaga, satu di dek, satu di daratan. Tak ada peluk. Tak ada janji. Hanya tatapan yang memuat ribuan hari yang tak akan bisa diulang.

"Maafkan aku..." ucap Pambudi, nafasnya terengah.

Tapi Nora hanya tersenyum, air matanya membasahi pipi.

"Kita sudah cukup," katanya pelan, hampir tak terdengar.
"Tak semua cinta harus dimiliki. Tapi cinta yang tetap setia... itu sudah seperti surga yang kudamba."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun