Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indahnya Berbagi, Gagasan Materialistik atau Estetik

17 Maret 2025   19:02 Diperbarui: 17 Maret 2025   19:28 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berbagi itu Indah: Gagasan Materialistik atau Estetik (Sumber: Pixabay/ ASTRO_GRAPHIC )

Jadi, apakah berbagi hanya tentang memberi harta? Ataukah ia tentang bagaimana kita menghadirkan diri untuk dunia yang lebih adil dan bermakna? Dalam perenungan ini, kita menemukan bahwa berbagi bukan sekadar tindakan, tetapi fondasi bagi sebuah kehidupan yang lebih manusiawi.

Berbagi dalam konteks kehidupan modern tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi dan media sosial. Banyak orang yang menganggap bahwa berbagi di dunia digital---seperti menyebarkan informasi bermanfaat atau menggalang dukungan untuk sebuah isu---adalah bentuk kepedulian yang cukup.

Namun, apakah berbagi di ranah digital benar-benar memiliki dampak nyata? Ada yang berpendapat bahwa berbagi di dunia maya hanyalah sebatas performatif, tetapi ada pula yang meyakini bahwa informasi yang tepat dapat mengubah cara pandang masyarakat.

Berbagi juga berarti memberikan ruang bagi yang tak bersuara. Dalam masyarakat yang masih penuh dengan ketimpangan gender, ras, dan ekonomi, berbagi bisa berupa dukungan terhadap mereka yang selama ini terpinggirkan.

Memberikan panggung bagi yang tertindas adalah bentuk berbagi yang lebih luas dari sekadar bantuan materi. Di sinilah kita melihat bahwa berbagi memiliki banyak lapisan, dari yang tampak hingga yang tidak kasat mata.

Selain berbagi dalam skala individu, berbagi dalam konteks komunitas juga menjadi elemen penting dalam menciptakan perubahan sosial. Sebuah masyarakat yang memiliki budaya berbagi yang kuat cenderung lebih solid dalam menghadapi tantangan bersama.

Komunitas yang saling berbagi keahlian, sumber daya, dan dukungan emosional akan lebih tangguh dibandingkan dengan masyarakat yang hanya berfokus pada kepentingan pribadi.

Artinya, berbagi adalah soal kesadaran dan keberpihakan. Ia bukan hanya tentang apa yang kita miliki, tetapi tentang bagaimana kita melihat orang lain dalam kehidupan kita.

Apakah kita melihat mereka sebagai bagian dari diri kita yang harus dirangkul, atau hanya sebagai objek yang bisa kita beri tanpa benar-benar memahami kebutuhannya?

Ketika berbagi ditempatkan sebagai bagian dari kesadaran kolektif, maka ia akan menjadi gerakan yang lebih besar dari sekadar tindakan individu. Ia bisa menjadi gerakan sosial, kebijakan yang lebih inklusif, atau bahkan paradigma baru dalam melihat dunia.

Inilah yang seharusnya menjadi tujuan akhir dari kesadaran berbagi: menciptakan dunia yang lebih adil, lebih manusiawi, dan lebih penuh kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun