Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Engkong Felix dan Kenthirisme Theory yang Bikin Betah Nulis

27 Desember 2021   23:34 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:13 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alasannya, kini sulit banget memasukkan artikel-artikel Acek Rudy dalam kategori Citizen Journalism, Opinion, Fiction, ataupun Specific Interest. Peluanganya hanya bisa terpenuhi, terkecuali  Admin K berani kenthir dengan merilis kategori award baru:  Best in General Interest, pastilah Acek Rudy juaranya.

Lantas saya mengambill kesimpulan sendiri sambil menerka-nerka dengan sedikit menggunakan teori kenthirisme Engkong Felix tentunya.

Kembali pada inti catatannya, Apakah premis atau asumsi Engkong Felix soal palugada tak bakal jadi nominee, permanen bagi pemikiran admin K? Apakah palugada sebuah kesalahan?. Apakah penilaian tidak bisa disandarkan saja pada tulisan itu sendiri, tak peduli siapa nulis, yang penting substansinya tepat, benar, menarik, menggugah dan semua nilai plus lain. Tanpa melihat tema?

Meskipun admin K, pasti bakal kesulitan, karena penilaiannya jadi seperti lomba menulis saja. Bisakah substansi sebuah tulisan, walaupun berasal dari penulis jenis palugada bisa jadi instrumen pengukur sebuah nominee?. Dan seabrek pertanyaan lainnya, bikin koprol kepala.

Saya jadi tergoda ikutan bertanya karena terus terang, saya merasa selama ini bertindak seperti palugada, meskipun minat tetap pada politik, ekonomi, namun film, musik, sosbud, bahkan fiksi juga sangat menggoda untuk ditulis.

Karena menulis diniatkan untuk melepas penat. Menulis sejatinya ya untuk melepas unek-unek. Bahkan dulu rumus menulis saya adalah "tulis apa yang kamu pikir, bukan pikir apa yang kamu tulis", karena dasarnya kita tidak mau di kungkung rumus, pakem atau tema tertentu yang super rigid, yang penting lepas bebas.

Terbaca,  substansinya, Palugada, ternyata tidak punya peluang sebagai yang terbaik. Tapi kemarin baru saya terima kabar dalam kolom komentar yang di tulis bro David Abdullah, karena mungkin berseberangan dengan saya, karena ketika menulis opininya, sedang oleng dan terkontaminasi pemikiran dan teori Engkong Felix.

Sehingga, David langsung mematahkan teori saya dengan bilang, soal Palugada itu tidak benar adanya jika tak bisa nangkring di puncak klasemen para penulis, buktinya ya David itu katanya. Jadi saya pikir-pikir lagi, saya cerdasi saja  Opini Engkong Felix dengan melakukan merger dengan pemikiran David, jadilah Palugada spesial.

Selama itu bisa membuatmu bahagia, tapi percayalah harus disertai tulisan bermutu, up date mengikut waktu termutakhir, dan bisa menyuarakan aspirasi. Maka untuk karya pertama hasil kolaborasi dua pikiran itu saya pikir mungkin opini ke-123 saya adalah buktinya.


Dengan bekal gagasan Engkong Felix menulis lebih santai, bersuara, ternyata membawa berkah luar biasa. Bravo Engkong Felix dengan teorinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun