Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Ibu, Aku Mengerti Makna Pelajaran dan Perjuangan Hidup

16 November 2020   12:24 Diperbarui: 16 November 2020   12:40 1482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Dari Ibu Aku Mengerti Makna Pelajaran dan Perjuangan Hidup. Sumber: https://www.mypurohith.com/

Pelajaran tentang tanggungjawab dan menjaga hubungan kekeluargaan yang lekat, adalah juga pelajaran pertama yang aku peroleh dari ibu. Pelajaran tentang bagaimana sikap antar keluarga saling perhatian dan membangun rasa persaudaraan, pelajaran yang terus selalu kuingat sampai hari-hari ini.

Pelajaran Pertama dari Ibu Tentang Pentingnya Kesederhanaan, Berjuang dan Bersyukur

Aku juga jadi paham, mengapa ibu dulu memarahi aku ketika aku mengambil jatah tempe goreng punya kakak, lauk untuk makan siang. Aku tahu, dalam kondisi ekonomi yang sulit masa itu, ibu mengelola dan berhemat sedemikian rupa.

Hidup sederhana dan apa adanya, bukan hanya tuntutan keadaan, tapi pelajaran yang sangat penting, bahwa di luar sana ada kehidupan yang lebih memprihatinkan lagi.

Aku mendapat pelajaran pertama kali dari ibu, soal betapa pentingnya hidup sederhana dan bersyukur.  Juga pelajaran tentang pentingnya berjuang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, dalam kondisi sesulit apapun.

Pelajaran yang diperlihatkan ibu, yaitu hidup adalah perjuangan, ketika harus mengurus kami, terutama kakak persis diatasku, aku dan adikku yang masih kecil-kecil, atau balita sambil ibu membantu jualan warung nasi alakadarnya. Soto ayam dan tempe goreng.

Warung yang cukup laris disinggahi para pedagang keliling di masa itu. Warung nasi yang menopang kehidupan kami, juga untuk biaya sekolah kami. Walaupun tidak cukup untuk jenjang sekolah yang lebih tinggi.

Namun, pelajaran dan pengalaman hidup ibu, membuat kami berjuang, termasuk saya untuk bisa sekolah dengan biaya yang diperoleh secara mandiri, hingga sekarang ini, aku menjadi seorang arkeolog yang juga dianggap sebagai birokrat, walaupun birokrat rendahan.

Capaian yang biasa saja sebenarnya, namun menjadi luar biasa, karena aku tumbuh dan berkembang dari perjuangan seorang ibu yang single parent, ketika aku baru berusia 3 (tiga) tahun.

Pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga, bermakna yang menjadi bekal kehidupanku di masa lalu, kini dan kelak ketika aku juga sudah menjadi seorang yang renta seperti ibuku kini, yang sudah berusia 74 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun