Mohon tunggu...
Wiwin
Wiwin Mohon Tunggu... Lainnya - simple

saya seorang ibu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

3 Daqat

24 Maret 2024   12:15 Diperbarui: 24 Maret 2024   14:30 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denting piano merangaki nada-nada 

lantunkan syair sejarah menusuk kalbu 

dalam bait menyiratkan cintanya pada ilahi

di bulan peluntur dosa

di ruang-ruang store pun berdakwah


alunan merdu religi mengiring langkah-langkah 

pemburu takjil 

jiwa sesaat mendapatkan penyejuk 

Aransemen   denting piano dan gitar memetik

memadu dalam pilihan nada dan diksi sampai di relung terdalam

rindu menyayat pada satu titik yang tak mampu aku temukan 

aku caripun  yang tak berujung

melodi itu semakin bersemayan dalam pikiran 

merangkul dalam kedamian

Cinta ini tak bisa aku tuntut 

datang dalam keikhlasan seorang hamba

hanya menggelayut pikiran

menghamba menengadah

serasa pelukan nada memberikan perlindungan 

saat diri menapaki langka-langkah 

berperang dalam kemungkaran untuk menjauhi

Seperti diimajinasinya

3 daqat pun apik menceritakan sebuah kejutan rasa

begitu indah dalam menafsirkan datangnya sebuah rasa 

alur rasa yang datang hanya dalam satu pandangan

akan menyihirnya bagai magnet

ketulusan rasa seorang kekasih akan klik begitu saja

berbicara dalam kalbu 

cam_2/dokpri
cam_2/dokpri

Sibakan surya di tepi pantai 

kelabu menyambut rinai

pergeseran cuaca 

seolah mengerti degub jantung 

3 daqat 

seolah paham rasa yang mengiringi bergemuruh terdalam di samudra kalbu

indahnya semburan senja menjadi penghangat suasana jingga begitu indah

hari-hari akan hanyut dalam rangkaian kasih yang bersambut 

lantunan bait-baitnya mengaduk dalam kegalaun hati 

saat mengharapkan 

sentuhan hati 

mencair

mencari penjelmaan rasa pada alam

itulah sedalam rasa mengaduk kalbu pada kekasih hati

kalam-kalam ilahi yang di puji dalam syair

memberikan satu-satunya penghapus lara dalam kegalaun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun