Mohon tunggu...
Wiwid Dolianto
Wiwid Dolianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka Travelling

Menulis, berbagi dan diskusi mengenai banyak hal untuk kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan Berliku Mendapatkan Harta Karun [#3 The Series: Harta Karun Sang Kakek]

25 Oktober 2022   15:55 Diperbarui: 25 Oktober 2022   15:59 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Harta Karun Sang Kakek (Dokpri)

Jadilah kami kembali ke Jakarta dengan tangan hampa tanpa membawa harta yang sudah ada di depan mata. Rasa penasaran akan harta karun Sang Kakek semakin menjadi - jadi setelah kami mengetahui sendiri lokasi tempat penyimpanannya. Sudah terbayang harta peninggalan berupa emas, berlian dan sebagainya yang akan cepat diuangkan sebagai dana segar bagi perusahaan property kami. Kami pun tak lupa segera simpan koordinat lokasi baik secara digital maupun tertulis. Ini data penting dan rahasia ! Sang Kakek minta diturunkan di sekitar lokasi yang di bagikan kepada kami. Dan berpesan agar tidak menelpon beliau hingga hari Selasa atau Kamis malam. Kami kemudian sepakat untuk langsung bertemu Sang Kakek di lokasi penyimpanan harta karun di hari Selasa malam atau Kamis malam. Kami pun mengiyakan permintaan Sang Kakek tanpa banyak bertanya ini dan itu.

Jum'at pagi itu sekitar jam 8 pagi kami pun sudah memasuki jalan tol Jagorawi dan segera bergegas menuju ke kantor. Tujuan kami hanya satu yaitu memastikan surat - surat berharga milik perusahaan, rekanan serta surta surat berharga milik pelanggan kami masih baik - baik saja nasibnya. Dan kalau terjadi sesuatu misalnya rusak dan sebagainya, apa yang akan kami lakukan nantinya.

Sang Kakek berbisik kepada Kapten agar tidak terlalu lama jarak pengambilan berikutnya, karena ada aturan tak tertulis bahwa pengambilan hanya bisa dilakukan di hari Selasa dan Kamis malam, diatas jam 12 malam. Kami pun mengiyakan kata - kata Sang Kakek tanpa ada bantahan sedikitpun, karena kami sadar sangat butuh harta tersebut. Dan juga nggak terlalu berat syaratnya, hanya keberanian pergi ke sana, tapi toh barengan rame - rame. Begitu pikir kami saat itu, tanpa ada rasa khawatir sedikitpun. Dan kami pun harus menyiapkan segala kebutuhan untuk pengambilan, angkutan, peralatan, logistik, keamanan, dan sebagainya. Sudah dibagi juga peran masing - masing dari kami yang kami diskusikan sepanjang perjalanan via chat WA.

Menjelang tengah hari sekitar jam 10.50 WIB kami sudah berada di depan kantor kami yang mendapat musibah kebakaran. Tampak beberapa petugas pemadam kebakaran serta anggota kepolisian berjaga di sekitar lokasi. Garis batas dari Kepolisian dipasang di sekitar kantor kami serta beberapa kantor samping kanan - kiri. Sebenarnya setiap kantor di kawasan ini sudah dilengkapi dengan sistem alarm kebakaran, yang akan menyala sewaktu - waktu jika ada asap atau panas di dalam ruangan. Dan juga CCTV 24 jam sudah ada dan pengamanan dari pihak pengelola kantor. Kami dilarang masuk kantor terutama di lantai 2 karena masih dalam proses investigasi, demikian keterangan dari pihak berwajib.

Yang menjadi misteri bagi kami adalah mengapa hanya kantor kami yang mengalami kebakaran dan terkonsentrasi di area berkas di lantai 2. Meskipun sudah dilengkapi dengan peralatan sistem kebakaran dan CCTV, tetapi masih saja terjadi kebakaran.

Satu per satu dari kami di interogasi guna pengusutan lebih lanjut dari pihak berwajib. Dan kami pun memberikan jawaban yang sama, yaitu ke luar kota untuk urusan pelanggan. Namun ada satu hal yang kami sepakat untuk merahasiakan, yaitu tempat persisnya kami sejak kemarin 'berpetualang' dalam rangka pencarian harta karun. Interogasi juga dilakukan terhadap semua staff kantor kami. Termasuk ada karyawan yang baru sekitar 10 hari bekerja di kantor kami. Dia seorang mantan karyawan di salah satu tambang batu bara di Kalimantan. Kmai menyebutnya Gendut, karena badannya yang subur. Dia kami tempatkan di bagian survey lapangan, serta beberapa pekerjaan administratif kantor.

Menurut resepsionis kami, sebut saja Vera namanya, si Gendut ini pulang agak malam bersama pak Karyono office boy kami yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun bersama kami. Gendut pulang dari Bekasi dimana ada salah satu project kami berada di sana. Namun entah kenapa Gendut ini pulang hingga larut malam dan tak biasanya. Menurut Gendut ada salah satu berkas pelanggan yang dicari dari sore hingga menjelang malam. Tapi tak dijelaskan oleh Gendut pelanggan yang mana itu. Rasa curiga kami ada pada Gendut ini yang mungkin bisa saja menaruh sesuatu hingga terjadi insiden kebakaran. Namun kami sepakat untuk memendam rasa curiga tersebut hingga pihak berwajib menemukan penyebab pasti kebakaran di kantor kami.

Satu persatu bukti yang diperlukan oleh pihak berwajib untuk keperluan investigasi diperiksa, termasuk CCTV, buku tamu, dan beberapa barang yag berada di dalam ruang berkas. Pihak berwajib pun juga meminta hp milik kami semua untuk keperluan investigasi. Untung saja Vera memberikan kode kepada kami bahwa hp kami akan diperikasa. Dalam sekejap kami pun menghapus semua percakapan kami terutama selama berpetualang mencari harta karun. Ini sesuai dengan mandat dari Sang Kakek untuk merahasiakan temuan serta lokasi harta karun.

Pak Kapten berbisik, "Kang Saepul, koordinat lokasi sdh disimpan tertulis ya ..?". Kang Saepul mengangguk pelan, tanda mengerti dan lokasi koordinat sudah disimpan dalam catatan. Ardi yang mencatat dalam sebuah buku agenda kecil, semoga tulisannya terbaca jelas nanti saat dibutuhkan.

Kami pun harap - harap cemas menunggu hasil investigasi dari pihak berwajib. Selama dua hari berturut - turut kami menginap di penginapan sederhana dekat lokasi kantor. Guna menghemat biaya, kami pun berbagi kamar dengan suite room untuk berenam dengan menambah 2 kasur. Yang penting bisa istirahat dan tetap komunikasi dan merencanakan strategi selanjutnya.

Hari Minggu sore sekitar jam 16.15 WIB pak Kapten menerima telpon dari pihak berwajib, yang mengabarkan temuan terbaru dari hasil investigasi. Kami diminta datang ke lokasi TKP untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Karena jarak penginapan kami tidak terlalu jauh, hanya butuh 10 menit jalan kaki maka kami pun sudah sampai di kantor. Terlihat sudah ada beberapa petugas namun tidak berpakaian dinas, Vera juga diminta hadir serta beberapa staf kantor yang ditelpon juga hadir.

Kami diberikan sebuah informasi bahwa ditemukan ada benda asing yang mestinya tidak berada di dalam ruang penyimpanan berkas. Kuat dugaan bahwa kantor kami di sabotase oleh pihak lain dengan meledakkan sesuatu dalam sebuah bungkusan. Diperlihatkan kepada kami ada kotak serta beberapa kabel yang sudah terbakar serta sisa bahan peledak. Hmm .. lantas siapa yang tega berbuat demikian kepada kami, sementara selama ini kami tidak memiliki pesaing atau musuh dalam bisnis. 

Di Hari Jum'at kemarin ternyata Vera menerima sebuah paket yang mengaku dari seorang pelanggan dan ingin memberikan hadiah kepada team kami. Paket berbentuk kotak berukuran sedang itu kemudian disimpan oleh Vera di ruang berkas. Ditempatkan diatas sebuah meja kecil tempat untuk menulis sesuatu di berkas. Tidak nampak tanda - tanda mencurigakan dalam paket tersebut, semua nampak normal - normal saja. Rencananya paket akan diberikan kepada kami pada hari Senin besok, saat kami sudah kembali dari luar kota. Kami berpesan kepada Vera bahwa kami ada urusan ke luar kota dan kembali ke kantor pada hari Senin.

Pihak berwajib memberikan kesimpulan sementara bahwa ini dilakukan menggunakan timer oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sudah diperiksa juga oleh pihak berwajib kepada jasa pengiriman, namun setelah di cek lebih lanjut bahwa nama pengirim bukan merupakan salah satu dari pelanggan kami. Menggunakan nama samaran dan alamat palsu. Setelah ditelusuri ternyata itu adalah sebuah kantor RW di daerah Cikampek Jawa Barat. Pihak berwajib juga menanyakan kepada kami apakah ada perselisihan atau masalah yang ada dengan sesama pengusaha, pelanggan atau lainnya. Ya kami jawab apa adanya kalau kami tidak mempunyai masalah dengan pihak lain. 

"Wah kita sudah menuduh Gendut", pak Kapten merasa menyesal. Tapi kita memang harus tetap waspada terhadap semua kemungkinan, dan Gendut ini adalah karyawan baru kami dan semua bisa terjadi, demikian pendapat kebanyakan dari kami. Dan kami juga bersepakat untuk merahasiakan kepada semua orang termasuk staf kantor kami.

Kami kemudian diperbolehkan pulang ke rumah pada hari Minggu malam sekitar jam 10 malam. Kantor masih dalam penjagaan team Security bersama dengan petugas. Kami pun bergegas pulang dan besok Senin pagi jam 10 kami sepakat untuk bertemu di kantor dan mengecek kondisi kantor terutama lantai 2 di ruang berkas.

Tepat jam 9 pagi pak Kapten sudah menelpon kami untuk mengajak conference call, mengingatkan bahwa besok Selasa malam adalah saatnya kami harus kembali ke lokasi untuk mengambil harta karun. Jika hal ini dibicarakan di kantor, kami takut ketahuan oleh petugas maupun staf kantor kami. Dari diskusi itu kami mengambil kesimpulan untuk menunda hingga hari Kamis malam, karena urusan kebakaran belum selesai. Dan juga persiapan kami belum sepenuhnya maksimal. Setelah conference call kami pun melanjutkan perjalanan masing - masing menuju kantor.

Ternyata pak Kapten sudah datang lebih dulu meskipun saya dan Ardi datang hampir bersamaan pada jam 9.50 WIB. Kami pun segera bergegas menuju lantai 2 kantor tempat terjadinya kebakaran. Setelah melapor dan mengisi beberapa data, kami pun bertemu pak Kapten di lantai 2. Petugas juga memberikan instruksi hanya boleh mengambil data berupa photo, tidak boleh memegang apapun di ruang berkas termasuk pengecekan berkas yang masih bisa diselamatkan.

Di ruang berkas kami melihat almari besi tempat berkas disimpan diselimuti warna hitam pada sebagian besar almari karena kobaran api. Untungnya kami membeli almari berkas yang tahan api, sehingga kuat menahan kobaran api. Akibat ledakan Jum'at pagi lalu, masih terlihat pecahan kaca, sisa kebakaran berkas admnistrasi yang sudah menjadi abu serta beberapa benda yang berada di dalam ruang berkas yang tersiram air saat proses pemadaman dilakukan. Menurut Vera, dia meletakkan paket kotak diatas meja yang ada di ruang berkas dan lokasinya berjarak sekitar 3 meter dari almari berkas penting. Jika ditempatkan di ruang resepsionis, Vera khawatir akan hilang karena itu paket buat kami sebagai direksi.

Pak Kapten memberikan kode kedipan mata dan kami pun mengangguk tanda bersyukur, bahwa berkas penting perusahaan dan banyak berkas penting juga milik pelanggan kami masih aman. Kami yakin sekali karena dari pihak vendor almari juga memberikan garansi jika terjadi kebakaran. Pihak berwajib memberikan informasi kepada kami bahwa besok Selasa investigasi sudah berakhir dan kami diperbolehkan untuk berkantor kembali dengan beberapa persyaratan tentunya.

Pak Kapten memberikan briefing kepada kami semua termasuk staff agar bersabar terhadap musibah yang baru saja dialami, memberikan informasi kepada petugas jika ditemukan hal lain yang dicurigai. Briefing diakhiri dengan makan siang bersama di kantor bersama petugas yang masih berjaga. Kami pun pulang ke rumah masing - masing dan masuk kantor pada esok hari Selasa.

Hari itu Selasa dan masih pagi sekitar jam 5.45 WIB pak Kapten mengajak conference call dengan satu agenda yaitu memastikan persiapan kami di hari Kamis malam bagaimana, termasuk koordinat yang kemarin ditulis oleh Ardi. Kemudian Ardi coba mencari buku agenda yang disimpan dalam mobilnya, setelah ketemu kemudian melanjutkan conference call. Ardi menginformasikan bahwa ada dua angka yang tidak jelas tulisannya. Ini karena menulisnya menggunakan spidol yang bukan permanen dan buku agenda terkena percikan air hujan saat menulis.

Saya dan Ardi pagi itu ditugaskan pak Kapten untuk mengecek ulang tulisan dan juga daerah yang kami lalui menggunakan google map, agar tujuan kami tidak salah nantinya. "Kenapa kita nggak telpon Sang Kakek saja pak Kapten, beliau kan masih simpan lokasi yang dibagikan kemarin itu ?", tanya Ardi kepada pak Kapten. "Kita kan diberikan share lokasi hanya sampai pertigaan sebelum kemudian belok ke arah kiri melewati jalan yang yang makin menyempit", ujar sang Kapten. Iya benar dan hingga ke tujuan akhir kita hanya mengikuti perintah Sang Kakek. Tidak jelas juga saat perjalanan kamis malam lalu, karena hari hujan dan jendela mobil tertutup rapat sehingga kurang memperhatikan kondisi luar serta tanda - tanda yang bisa dipakai sebagai patokan. Dan juga Sang Kakek berpesan kepada kami agar jangan sampai hilang koordinat yang sudah di bagi itu. Nggak enak rasanya bertanya kepada Sang Kakek. 

Jam 8 lewat saya sudah sampai di kantor dan sudah ada Vera disana. Beberapa petugas nampak masih berjaga meskipun kami sudah diperbolehkan masuk kantor dan bekerja seperti biasa. Saya langsung bergegas menuju ke lantai 2 dan kondisi ruang berkas masih terkunci. Ada sesuatu yang aneh dengan kunci pintu masuk ruang berkas. Ada bekas seperi dicongkel sehingga ada kerusakan di tuas pintu. Kemudian temuan ini saya photo dan coba diskusi dengan pihak berwajib yang masih berjaga.

"Kita akan koordinasi dengan pihak pemadam yang datang pertama kali, apakah pintu rusak karena di dobrak atau team pemadam tidak merusak pintu saat masuk", demikian informasi dari petugas. Hal ini pun saya informasikan juga kepada pak Kapten dan team kami.  Nanti data akan dicocokan dengan data CCTV yang terpasang di ruang resepsionis serta ruang berkas. Semoga ada petunjuk, demikian harapan kami.

Kami berkumpul di ruang berkas dan menginventarisir berkas - berkas apa saja yang rusak. Untuk berkas penting aman dan sudah kami buktikan tidak ada satu pun berkas penting yang rusak. Hanya berkas administrasi yang tertumpuk di samping almari besi yang terbakar, dan untungnya kami sudah membackup dengan data digital. 

Kami belum sampai pada kesimpulan dan motif apa yang melatar belakangi insiden ini. Namun kami tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi. Pak Kapten menerima telpon dari petugas, menginformasikan bahwa team pemadam saat masuk tidak menobrak pintu, kondisi pintu tidak terkunci saat itu, team pemadam dengan cepat bisa masuk kemudian memadamkan api.

Segera kami bergegas ke ruang monitor CCTV yang berada di samping ruang pak Kapten. Kami periksa secara detail jam - jam diperkirakan terjadinya kebakaran. Minggu lalu di hari Jum'at pagi sekitar jam 5.30 WIB pak Kapten menerima informasi kebakaran kantor kami dari Security. Artinya kami harus cek data CCTV sejak jam 5 pagi. Dua CCTV yang menjadi perhatian kami yaitu di ruang berkas dan ruang resepsionis. Ada petunjuk saat jam di CCTV menunjukkan pukul 5.17 WIB, di ruang berkas ada suara seperti merusak gagang pintu dan benar saja tidak berselang lama, ada orang yang menyelinap masuk ruang berkas dan membawa sesuatu. 

Kamipun segera melaporkan temuan kami tersebut, dan pihak berwajib menginformasikan kepada kami bahwa hal tersebut sudah diketahui beberapa hari lalu dan sengaja tidak diinformasikan kepada kami. Menurut mereka jika ada sabotase dari dalam, sudah pasti ada yang sengaja menutupi atau tidak melaporkan kepada petugas tentang temuan pintu rusak ataupun data di CCTV. Makanya kami tidak diperkenankan masuk saat pemeriksaan pertama di hari Jum'at lalu. Jadi pihak berwajib sudah bisa memastikan sabotase dilakukan oleh pihak luar. Ini yang masih dikejar dan dicari oleh pihak berwajib, siapa pelaku dan motif nya. Jadi ada 2 temuan penting yaitu paket tidak dikenal yang kemudian meledak dan orang tidak dikenal yang menyelinap masuk secara paksa ke ruang berkas. 

Kami menyususn rencana untuk hari Kamis besok, saya dan Ardi melaporkan kepada pak Kapten rute jalan yang akan kami lalui sesuai dengan ingatan kami saat berbelok ke kiri di pertigaan yang di share lokasi. Ada beberapa alternatif sebelumnya yang kemudian mengerucut kepada 2 jalan yang akan kami lalui. Dan itu pun akan kami putuskan saat berada di lokasi.

Kang Saepul dan Erwin melaporkan kendaraan yang akan dipakai untuk ke sana, sudah didapat yaitu jenis MPV berukuran sedang yang diperkirakan bisa untuk mengangkut harta karun. perlengkapan lainnya juga turut dilaporkan termasuk senter, tambang, dan tak lupa makanan.

Top secret demikian rencana yang kami buat dan tidak boleh ada seorang staf pun yang tahu. Kami menginformasikan kepada para staf bahwa kami akan kembali kunjungan ke luar kota selama dua atau tiga hari dimulai hari Kamis pagi. 

Tiba - tiba Vera datang menghampiri kami yang sedang berdiskusi dan menginformasikan bahwa hari Kamis besok pihak berwajib akan melakukan investigasi lebih lanjut dan kami semua diharapkan tetap standby di kantor. Tidak baik kalau kami meninggalkan kantor saat ada investigasi lanjutan. Kalau team dibagi dua nggak bisa juga ya, karena diminta semua staf dan karyawan tetap berada di kantor pada hari Kamis besok, termasuk kami. Wah terancam gagal lagi nih pikir kami.

Tak berselang lama, pak Kapten menerima telpon dari Sang Kakek dan meminta agar hari Kamis malam jangan sampai terlambat sampai di lokasi. Sang Kakek akan menunggu di parkiran mobil seperti kemarin. Pak Kapten berusaha menjelaskan kondisi yang ada, namun Sang Kakek tetap tidak mau mengerti. Jika tidak datang pada jam 12 malam di area parkir maka kesempatan itu akan diberikan kepada orang lain. Demikian Sang Kakek menutup pembicaraan telpon.

Kami pun saling berpandangan tanda bingung harus bagaimana, dan pak Kapten menginstruksikan agar kami tetap mengikuti proses investigasi oleh pihak berwajib dan semoga harapan kami investigasi lanjutan ini akan selesai pada sore harinya. Sehingga kami memiliki waktu yang cukup untuk menuju lokasi dimana Sang Kakek sudah menunggu.

.... Bersambung [#4. The Series : harta Karun Sang Kakek]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun