Mohon tunggu...
Wiwid Dolianto
Wiwid Dolianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka Travelling

Menulis, berbagi dan diskusi mengenai banyak hal untuk kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan Berliku Mendapatkan Harta Karun [#3 The Series: Harta Karun Sang Kakek]

25 Oktober 2022   15:55 Diperbarui: 25 Oktober 2022   15:59 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Harta Karun Sang Kakek (Dokpri)

Hari Minggu sore sekitar jam 16.15 WIB pak Kapten menerima telpon dari pihak berwajib, yang mengabarkan temuan terbaru dari hasil investigasi. Kami diminta datang ke lokasi TKP untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Karena jarak penginapan kami tidak terlalu jauh, hanya butuh 10 menit jalan kaki maka kami pun sudah sampai di kantor. Terlihat sudah ada beberapa petugas namun tidak berpakaian dinas, Vera juga diminta hadir serta beberapa staf kantor yang ditelpon juga hadir.

Kami diberikan sebuah informasi bahwa ditemukan ada benda asing yang mestinya tidak berada di dalam ruang penyimpanan berkas. Kuat dugaan bahwa kantor kami di sabotase oleh pihak lain dengan meledakkan sesuatu dalam sebuah bungkusan. Diperlihatkan kepada kami ada kotak serta beberapa kabel yang sudah terbakar serta sisa bahan peledak. Hmm .. lantas siapa yang tega berbuat demikian kepada kami, sementara selama ini kami tidak memiliki pesaing atau musuh dalam bisnis. 

Di Hari Jum'at kemarin ternyata Vera menerima sebuah paket yang mengaku dari seorang pelanggan dan ingin memberikan hadiah kepada team kami. Paket berbentuk kotak berukuran sedang itu kemudian disimpan oleh Vera di ruang berkas. Ditempatkan diatas sebuah meja kecil tempat untuk menulis sesuatu di berkas. Tidak nampak tanda - tanda mencurigakan dalam paket tersebut, semua nampak normal - normal saja. Rencananya paket akan diberikan kepada kami pada hari Senin besok, saat kami sudah kembali dari luar kota. Kami berpesan kepada Vera bahwa kami ada urusan ke luar kota dan kembali ke kantor pada hari Senin.

Pihak berwajib memberikan kesimpulan sementara bahwa ini dilakukan menggunakan timer oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sudah diperiksa juga oleh pihak berwajib kepada jasa pengiriman, namun setelah di cek lebih lanjut bahwa nama pengirim bukan merupakan salah satu dari pelanggan kami. Menggunakan nama samaran dan alamat palsu. Setelah ditelusuri ternyata itu adalah sebuah kantor RW di daerah Cikampek Jawa Barat. Pihak berwajib juga menanyakan kepada kami apakah ada perselisihan atau masalah yang ada dengan sesama pengusaha, pelanggan atau lainnya. Ya kami jawab apa adanya kalau kami tidak mempunyai masalah dengan pihak lain. 

"Wah kita sudah menuduh Gendut", pak Kapten merasa menyesal. Tapi kita memang harus tetap waspada terhadap semua kemungkinan, dan Gendut ini adalah karyawan baru kami dan semua bisa terjadi, demikian pendapat kebanyakan dari kami. Dan kami juga bersepakat untuk merahasiakan kepada semua orang termasuk staf kantor kami.

Kami kemudian diperbolehkan pulang ke rumah pada hari Minggu malam sekitar jam 10 malam. Kantor masih dalam penjagaan team Security bersama dengan petugas. Kami pun bergegas pulang dan besok Senin pagi jam 10 kami sepakat untuk bertemu di kantor dan mengecek kondisi kantor terutama lantai 2 di ruang berkas.

Tepat jam 9 pagi pak Kapten sudah menelpon kami untuk mengajak conference call, mengingatkan bahwa besok Selasa malam adalah saatnya kami harus kembali ke lokasi untuk mengambil harta karun. Jika hal ini dibicarakan di kantor, kami takut ketahuan oleh petugas maupun staf kantor kami. Dari diskusi itu kami mengambil kesimpulan untuk menunda hingga hari Kamis malam, karena urusan kebakaran belum selesai. Dan juga persiapan kami belum sepenuhnya maksimal. Setelah conference call kami pun melanjutkan perjalanan masing - masing menuju kantor.

Ternyata pak Kapten sudah datang lebih dulu meskipun saya dan Ardi datang hampir bersamaan pada jam 9.50 WIB. Kami pun segera bergegas menuju lantai 2 kantor tempat terjadinya kebakaran. Setelah melapor dan mengisi beberapa data, kami pun bertemu pak Kapten di lantai 2. Petugas juga memberikan instruksi hanya boleh mengambil data berupa photo, tidak boleh memegang apapun di ruang berkas termasuk pengecekan berkas yang masih bisa diselamatkan.

Di ruang berkas kami melihat almari besi tempat berkas disimpan diselimuti warna hitam pada sebagian besar almari karena kobaran api. Untungnya kami membeli almari berkas yang tahan api, sehingga kuat menahan kobaran api. Akibat ledakan Jum'at pagi lalu, masih terlihat pecahan kaca, sisa kebakaran berkas admnistrasi yang sudah menjadi abu serta beberapa benda yang berada di dalam ruang berkas yang tersiram air saat proses pemadaman dilakukan. Menurut Vera, dia meletakkan paket kotak diatas meja yang ada di ruang berkas dan lokasinya berjarak sekitar 3 meter dari almari berkas penting. Jika ditempatkan di ruang resepsionis, Vera khawatir akan hilang karena itu paket buat kami sebagai direksi.

Pak Kapten memberikan kode kedipan mata dan kami pun mengangguk tanda bersyukur, bahwa berkas penting perusahaan dan banyak berkas penting juga milik pelanggan kami masih aman. Kami yakin sekali karena dari pihak vendor almari juga memberikan garansi jika terjadi kebakaran. Pihak berwajib memberikan informasi kepada kami bahwa besok Selasa investigasi sudah berakhir dan kami diperbolehkan untuk berkantor kembali dengan beberapa persyaratan tentunya.

Pak Kapten memberikan briefing kepada kami semua termasuk staff agar bersabar terhadap musibah yang baru saja dialami, memberikan informasi kepada petugas jika ditemukan hal lain yang dicurigai. Briefing diakhiri dengan makan siang bersama di kantor bersama petugas yang masih berjaga. Kami pun pulang ke rumah masing - masing dan masuk kantor pada esok hari Selasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun