Mohon tunggu...
Windi Meilita
Windi Meilita Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

Introvert muda yang senang menghabiskan waktu di kamar sambil scroll layar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Terminal 03, Tentang Jualan

16 April 2024   15:38 Diperbarui: 16 April 2024   15:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya aku belum menanyakan alasan Bu Sulas memilih jualan, tapi dilihat dari kemampuannya membiayai dua anak sepertinya jualan memang pilihan terbaik. Apalagi untuk kategori orang tua tunggal.

Bu Sulas masih melanjutkan ceritanya, tentang suaminya yang meninggal 2 tahun lalu, tabungan pendidikan anak yang sudah mereka siapkan sejak sebelum menikah dan usaha jualan mie ayam yang ia jadikan satu-satunya sumber pencaharian saat ini.

"Warung ini sangat berarti untuk saya mbak. Anak-anak saya mungkin asing sama tempat ini, tapi semua usaha dan kenangan saya ada di sini. Saya bersyukur bisa jualan di sini."

Lalu, sambil menunggu isi perut turun, aku ceritakan tentang rasa penasaranku dan keinginan berjualan. Aku juga menceritakan ketakutanku seandainya nggak ada yang beli gimana atau aku harus mulai dari menjual apa. Aku ceritakan semuanya termasuk keadaanku sebagai freelance writer yang masih melek merem.

Katanya, "jualan itu lebih sulit dari kelihatannya mbak. Kalo pikiran tentang jualan itu muncul di kamu, artinya memang ada kesempatan untuk kamu jualan mbak. Kamu tinggal mewujudkannya ke dunia nyata. Inget lho, ide itu mahal."

"Tapi saya nggak punya pengalaman apa-apa bu, saya juga ngga punya teman."


"Nah itu alasan kenapa kamu masih belum punya pengalaman mbak. Kuncinya ada di kamu. Kalo kamu sudah dikasih ide untuk mulai jualan tapi kamu tetap nggak jualan juga, ya sia-sia idenya mbak."

Aku lalu menjelaskan semua alasan lain yang cukup meyakinkan, seperti waktu yang terbatas, nggak ingin ketahuan orang tua dan nggak punya modal yang cukup.

Aku juga menjelaskan mengenai perkembangan teknologi digital yang menjadikan banyak orang berpromosi secara online. Saingan penjualan dimana-mana. Aku khawatir ngga mau bersaing dan justru menjadi kuburan sendiri untuk karirku.

Sebelum Bu Sulas menjawab, kujelaskan sekali lagi tentang aku yang pernah mencoba jualan online tapi gagal. Aku ngga berhasil dapet pelanggan. Satu bulan aku promosi, belum pernah sekalipun aku dapat pelanggan. Saat itu aku mulai berpikir kalau jualan bukan jalanku. Semua orang punya jalannya masing-masing, tapi sepertinya jualan bukan jalanku.

Bu Sulas diam mendengarkan semuanya sampai akhir. Lalu membuang nafas sebentar. Mungkin aku pun akan melakukan hal yang sama jika ada orang yang ngotot ingin jadi freelance writer tapi nggak mau nulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun