Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Setahun Pandemi: Dampak Pembelajaran Jarak Jauh dan Hilangnya Pengalaman Berkuliah

19 Maret 2021   09:33 Diperbarui: 21 Maret 2021   07:53 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran jarak jauh dan kuliah online bisa sangat menjemukan (Luisella Planeta Leoni/Pixabay)

Para pendukung gerakan untuk tidak menyekolahkan anak ke sekolah formal mengatakan pendekatan seperti itu membantu anak-anak mengembangkan kemandirian dan kreativitas yang lebih besar --- atribut yang ditunjukkan oleh pandemi itu sendiri sangat penting untuk kesuksesan seumur hidup.

Baca juga: Pembelajaran Jarak Jauh akrab dengan penggunaan teknologi. Bagaimana kemudian pemanfaatannya selama pandemi? Simak dua tulisan berikut!

Kenal dan Bisa Gunakan Zoom Lewat 8 Cara Berikut!

5 Tips Maksimalkan Google Classroom sebagai Sarana Pembelajaran Jarak Jauh

Kuliah dan pengalaman hidup langsung

Mintalah lulusan perguruan tinggi untuk mengidentifikasi bagian paling berharga dari pengalaman kuliah mereka, dan jawabannya jarang terkait konten perkuliahan.

Mereka cenderung membicarakan tentang hubungan yang dibangun saat kuliah--- dengan teman sekelas yang menjadi teman seumur hidup, dosen pembimbing, rekan ekstrakurikuler atau aktivitas di luar kampus --- dan pengalaman tersebut hanya bisa terjadi secara langsung, sesuatu yang luput ketika ditanyakan ke orang tua mereka.

Pengalaman seperti ini lenyap akibat kuliah online selama setahun pandemi. Ketika universitas mengusahakan kelas tatap muka berlangsung, aktivitas yang terkait sulit dilakukan dikarenakan pembatasan sosial.

Bagi mereka yang sudah menjalani kuliah online, banyak diantaranya akan merasa terwakili oleh statement dari seorang mahasiswa Penn State kepada publikasi Time, "Anda hanya merasa seperti menonton video dan Anda bukan bagian dari kelas."

Bagi generasi FOMO (Fear Of Missing Out), ketiadaan aktivitas selain belajar adalah hal terburuk yang bisa terjadi. Ketakutan mereka akan ketertinggalan dibenarkan; mereka benar-benar kehilangan bagian terbaik dari perguruan tinggi. Banyak dari mereka dan orangtua mereka, frustrasi.

Sekolah dan universitas sudah berupaya memberikan pembelajaran berkualitas dan bermakna dari jarak jauh, namun protes dari mahasiswa bahwa mereka tidak mendapatkan apa yang diharapkan dari perkuliahan: suatu pengalaman hidup langsung, juga valid.

Jikapun muncul permintaan untuk menurunkan biaya sekolah dan perkuliahan, hal tersebut bisa saja dibenarkan jika sistem pendidikan seperti ini terus berlangsung lama setelah pandemi berlalu.

Bagaimana pengalaman kompasianers terkait pembelajaran jarak jauh dan perkuliahan daring? Silahkan berbagi di komentar atau tulisan balasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun