Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis dan Pembicara

Membuat senang orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Mengobservasi Pembelajaran Sekolah Dasar di Jepang

1 Maret 2024   18:14 Diperbarui: 1 Maret 2024   18:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Belajar di SD Fujima, Jepang (Foto:tangkapan layar suryan) 

Membangun kemandirian pendidik diperlukan sebuah upaya yang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Transformasi budaya pengajaran dan pembelajaran menjadi suatu keharusan. Sebenarnya kondisi sekarang ini, sedang menuju kearah lebih baik. Apalagi dengan adanya observasi praktik kinerja di PMM. 

Jangan sampai, observasi praktik kinerja hanya dijadikan syarat memenuhi penilaian di PMM saja. Sebenarnya, terdapat manfaat yang begitu besar dengan adanya observasi praktik ini, salah satunya pemerintah ingin mewujudkan pendidik yang reflektif. Salah satu negara yang berhasil menciptakan pendidik yang reflektif adalah Jepang. 

Siswa sedang menyelesaikan
Siswa sedang menyelesaikan "jumping task" (Foto:tangkapan layar suryan) 

Penulis berkesempatan mengikuti kegiatan "The 11th International Conference of School as Learning Community" dengan agenda school visit ke Fujimi Elementary School dan Namiyanagi Elementary School secara online via Zoom. Ruang kelas yang dikunjungi yaitu kelas 1, pada saat itu kegiatan belajar sedang berlangsung. 

Murid dengan tertib sedang membaca buku cerita pendek. Pola meja yang disusun rapi membentuk huruf U menjadi kelompok. Mereka begitu tenang dan adanya keterlibatan para murid. Selain itu, tampak di layar kamera guru sedang duduk di kursi, hal ini bukan karena mereka bermalas-malasan.

Namun karena mereka berusaha mendekatkan pandangan mata para murid dan mendengarkan mereka. Para guru mencoba melihat, siapa yang belajar dan siapa yang tidak. Daripada menghakimi atau mengevaluasi mereka. Perspektif para guru selalu untuk memfasilitasi pembelajaran siswa. Tampak juga adanya "jumping task" pada pembelajaran matematika. "jumping task" berarti lompatan belajar atau tugas yang menantang.

Salah satu
Salah satu "jumping task" (Foto:tangkapan layar suryan) 

Saat mengobservasi pembelajaran, saya tidak mendengar suara guru yang berteriak-teriak. Guru di Jepang  berbicara begitu lembut, begitu pula para muridnya. Ini merupakan tindakan yang disengaja untuk menghasilkan iklim belajar yang sangat tenang. Yang dianjurkan di Jepang bukanlah berbicara secara lantang, melainkan berpikir dan belajar dengan tenang dan damai. 

Budaya kelas yang mendengarkan dengan baik dan berbicara secara lembut dapat membuat iklim yang sejuk dan memberi rasa damai kepada siswa dari latar belakang yang penuh tantangan. Sehingga pada akhirnya mereka mulai dapat bergabung dalam lingkaran pembelajaran. 

Jadi, sudah saatnya. Saat mengobservasi praktik kinerja potretlah momen-momen belajar siswa, bukan bagaimana gurunya mengajar. Tetapi observasilah bagaimana siswanya belajar. Sehingga, saat refleksi guru dapat menganalisis apa yang membuat siswa termotivasi dalam belajar dan berpikir. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun