Fans terutama dari kelompok La Grande memberikan ultimatum. Pelatih baru, otomatis lolos Piala Dunia adalah harga mati. Tugasnya sederhana. Yakni melanjutkan apa yang sudah Shin bangun selama 5 tahun lebih. Fans pun menanti siapa yang akan menjadi nahkoda baru timnas Indonesia.
Sejumlah nama pun bermunculan. Mulai dari Giovanni Van Bronkhorst, Luis Milla, dan beberapa nama lainnya. Namun secara mengejutkan PSSI mengumumkan sosok Patrick Kluivert sebagai pengganti dari Shin Tae Yong.
Patrick Kluivert tidak diragukan lagi adalah sosok legenda di lapangan hijau yang pernah memperkuat klub besar seperti Barcelona dan pernah menjadi sosok penting di Timnas Belanda sebagai pemain.
Namun sebagai pelatih, sepak terjang Kluivert tidak begitu impresif disbanding dengan nama-nama kandidat lainnya ditambah dengan kontroversi skandal judi illegal yang pernah menjerat namanya.
Misalnya akun penggemar sepak bola Curacao, memberikan sebuah resensi singkat di kanal X mengenai bagaimana karier kepelatihan Kluivert di Curacao yang ternyata lebih banyak mendulang hasil negatif di banding positif. Akun tersebut juga menyoroti bagaimana Kluivert adalah pelatih yang sangat minim kreativitas taktik sehingga Ia tidak bertahan lama di Timnas Curacao.
Terlebih lagi, Erick juga mengungkapkan jika Kluivert adalah satu-satunya yang datang di hari natal untuk wawancara yang membuat banyak pihak mengernyitkan dahi atas keputusan Erick merekrut Kluivert berdasarkan parameter tersebut. Erick dianggap berpotensi telah melakukan blunder besar dengan menunjuk Kluivert.
Ketika datang ke Indonesia, Kluivert membawa beberapa asistennya seperti Alex Pastoor, Danny Landzaat, dan juga Gerald Vannenburg. Arya Sinulingga, salah satu Exco PSSI mengunggah klaim di akun Intagramnya jika Indonesia saat ini memiliki tim kepelatihan terbaik.
Namun, Banyak juga yang berpendapat jika sosok Alex Pastoor lebih cocok menukangi Timnas Indonesia di banding Kluivert dikarenakan Pastoor memiliki pengalaman panjang melatih di Eredivisie dan juga memiliki pendekatan pragmatis seperti Shin Tae Yong.
Singkat cerita, Maret pun tiba, dan Indonesia yang kini berada di bawah asuhan Kluivert bertandang ke Sydney untuk melawan Australia. Kluivert mengambil pendekatan yang berbeda dengan menggunakan formasi 4 bek. Namun, Indonesia harus menelan kekalahan telak 1-5 yang dimana pada pertemuan sebelumnya di bawah Shin Tae Yong, Indonesia dapat menahan imbang skuad Kangguru. Hal ini tentu langsung menjadi catatan untuk Kluivert.
Kembali ke Jakarta, Indonesia langsung menghadapi Bahrain di GBK lima hari berselang. Kluivert dan tim kepelatihan lalu memutuskan untuk bermain lebih pragmatis dan menggunakan formasi 3 bek yang selalu menjadi andalan Timnas Indonesia sebelumnya. Hasilnya Indonesia dapat menang melawan Bahrain dengan skor tipis 1-0.