Mohon tunggu...
William Kertha Adi Tama
William Kertha Adi Tama Mohon Tunggu... Content Writer/Tiktok Content Creator/History and Football Enthusiasts

Halo, nama saya William Kertha Adi Tama, saat ini saya berkarier sebagai freelancer di dunia penulisan dan penerjemahan sekaligus menyalurkan minat saya dalam dunia sejarah dan sepakbola dengan menjadi content creator di platform Tiktok dan Instagram. Di laman ini saya akan menulis tentang 2 topik tersebut dan tidak menutup kemungkinan untuk mengeksplor topik lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sebuah Refleksi Panjang dari Ketidaklolosan Indonesia Ke Piala Dunia

14 Oktober 2025   13:20 Diperbarui: 15 Oktober 2025   12:03 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Kekecewaan Timnas Indonesia Usai Melawan Irak./Sumber Gambar: Tempo.co

Di dua pertandingan awal Ronde ketiga, Timnas berhadapan dengan Arab Saudi di Riyadh dan Australia di Jakarta. Hasilnya, secara mengejutkan, Indonesia dapat menahan imbang dua negara raksasa Asia tersebut masing -- masing dengan skor 1-1 dan 0-0. Sebuah awalan yang cukup baik untuk Timnas sebagai debutan di Ronde ini.

Sampai titik ini, supporter percaya jika Indonesia dapat berbuat banyak walaupun tetap saja ada suara -- suara dengung nan sumbang yang mempertanyakan kinerja Shin Tae Yong seperti Bung Towel yang alasannya selalu sama. Yakni, sejak 2019, Shin dianggap belum "berprestasi" dalam artian belum mempersembahkan trofi mayor apapun untuk Timnas termasuk AFF dan membandingkannya dengan pelatih lain seperti Indra Sjafrie.

Selain Bung Towel, ada pula nama -- nama lain seperti Fakhri Hussaini yang juga selalu ikut berkomentar pedas soal kinerja Shin.

Akan tetapi, kendati demikian, Shin di mata supporter dan banyak pundit sepakbola memiliki sistem yang cocok dan membuat permainan Indonesia semakin bertransformasi.

Di pertandingan berikutnya, Indonesia menghadapi Bahrain dan China dalam dua laga tandang. Fans memprediksi jika Indonesia dapat menyapu 6 poin dalam dua laga ini. Namun, Indonesia terpeleset kala melawan China dengan kekalahan 2-1 yang mana, ada kesalahan faktor teknis yang diambil Shin terutamanya dalam segi line-up yang dipasang.

Kemudian Ketika melawan Bahrain lima hari kemudian, Indonesia hampir meraih kemenangan sebelum Bahrain menyamakan kedudukan di menit-menit terakhir tambahan waktu.

Tambahan waktu yang di tentukan oleh wasit Ahmed Al-Kaf asal Oman saat itu menjadi begitu kontroversial dan seolah -- olah mengulur waktu untuk Bahrain untuk menyamakan kedudukan.

2 hasil minor di Qingdao dan Bahrain inilah yang membuat suara -- suara desakan untuk mengganti pelatih semakin menggema terutama dari nama -- nama yang sudah disebutkan di awal.

Alasan seperti "Taktik STY sudah terbaca dan usang" ataupun "Taktik STY tidak mengakomodir pemain -- pemain diaspora yang kebanyakan bermain di Eropa" selalu dibawa- bawa, terutamanya dalam acara diskusi tema sepakbola di televisi dan juga perdebatan di media sosial.

Fans pun juga ikut dalam perdebatan ini. Namun saat itu, Shin sudah memiliki kesepahaman dengan Erick soal perpanjangan kontrak hingga 2027 pada Juni 2024.

Di bulan November 2024, Shin dan Timnas melanjutkan perjalanan mereka dengan menjamu Jepang di Jakarta yang mana timnas dibantai dengan skor 4-0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun