Perjalanan selama 3 tahun Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 kini berakhir sudah dalam saga 180 menit yang penuh dengan emosi dan air mata. Timnas harus rela mengubur impian untuk bermain di ajang 4 tahunan paling prestisius tersebut setelah dua kekalahan melawan Arab Saudi dan juga Irak. Para pemain terlihat begitu sedih dan tangisan mereka pecah begitu peluit panjang berbunyi kala melawan Irak.
Semua usaha, keringat, dan air mate selama 3 tahun terakhir seolah -- olah berakhir begitu saja. Dan, jika ada sebuah variabel yang tepat yang menjadi dalang dari apa yang terjadi sekarang, jawabannya adalah ego yang bermula dari pemecatan Shin-Tae Yong.
Shin Tae-Yong, seorang pelatih kawakan dari Korea Selatan yang sudah kenyang pengalaman melatih, termasuk di level tertinggi seperti Piala Dunia kala Ia menukangi Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 silam. Pada medio 2019, pria kelahiran Yeongdeok itu resmi menerima pinangan dari PSSI yang kala itu diketuai oleh Mochamad Iriawan untuk menjadi pelatih kepala baru Timnas Indonesia menggantikan Simon McMenemy.
Tugasnya sangatlah berat. Saat itu Indonesia baru saja mengalami hasil -- hasil buruk di Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang dimana, Skuad Garuda harus puas finish di posisi paling buncit. Rangking FIFA Indonesia pun juga sedang terpuruk yang dimana Indonesia hanya bisa menempati rangking 171 FIFA.
Singkat cerita, Shin Tae Yong mulai bekerja dan mengimplementasikan gaya kepelatihannya yang keras dan mengandalkan kombinasi Teknik dan fisik yang saat itu menjadi masalah fundamental di Timnas Indonesia. Shin juga adalah pelatih yang juga berani melakukan terobosan besar yakni dengan melakukan kebijakan potong generasi.
Setelah badai COVID-19 mereda, racikan dan filosofi Shin-Tae Yong mulai membuahkan hasil. Mungkin publik masih mengingat bagaimana pada medio 2015-2020, Timnas Indonesia selalu mengalami kesulitan di turnamen setingkat AFF yang dimana menghadapi Thailand ataupun Vietnam rasanya seperti menghadapi Brazil dan Argentina.
Akan tetapi semua berubah di AFF 2020 yang mana, Indonesia berhasil finish sebagai runner-up dan mematahkan prediksi banyak pihak yang saat itu menilai jika Indonesia akan tersingkir lebih awal karena membawa mayoritas pemain muda.
Seiring berjalannya waktu, perjalanan Shin Bersama Timnas Indonesia berlanjut ke Kualifikasi Piala Asia 2023. Saat itu, Indonesia yang sudah 15 tahun tidak berkompetisi di kompetisi level teratas di Asia tersebut harus memulai dari babak kualifiksi paling awal dikarenakan rangking FIFA Indonesia yang sangat rendah.
Timnas Bersama Shin melewati babak kualifikasi pertama dengan mudah kala menundukan China Taipei dua kali di Thailand. Di babak utama kualifikasi, Indonesia saat itu segrup dengan Kuwait, Yordania, dan Nepal. Grup yang penuh teka-teki. Indonesia sekali lagi tidak diunggulkan untuk lolos, namun realita berkata sebaliknya.