Mohon tunggu...
Wildan Ghorbi
Wildan Ghorbi Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah & Mahasantri Darus-Sunnah

Seorang pelajar yang ingin mengamalkan ilmunya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara Wahabi & NU

12 Juni 2025   16:15 Diperbarui: 12 Juni 2025   16:15 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

NU dan Wahabi: Mungkinkah Bertemu di Jalan Tengah?

Umat Islam saat ini memerlukan persatuan dan kesatuan, hal itu untuk menghadapi tantangan bersama yang mengancam eksistensi, akidah, dan identitas ke-Islaman mereka. Persatuan itu tidak mungkin terwujud tanpa kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian berpegang dengan persamaan dan bertoleransi dengan perbedaan di antara mereka.

Di antara kelompok-kelompok muslim di dunia adalah kelompok Wahabiyah di Saudi Arabia dan kelompok Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia. Perdebatan antara Wahabi dan NU sering kali jadi bahan obrolan hangat, baik di dunia nyata maupun media sosial. Wahabi dianggap tegas dalam soal akidah dan menolak tradisi yang tak ada dasarnya dalam Al-Qur'an dan Hadis. Sementara NU dikenal santai, akrab dengan budaya lokal, dan suka menghidupkan tradisi-tradisi lama.

Tapi benarkah keduanya selalu berseberangan? Apakah tidak ada titik temu yang bisa menyatukan pandangan mereka, setidaknya dalam hal-hal tertentu? Daripada terus saling menyalahkan, mungkin sudah saatnya kita mencari ruang dialog. Siapa tahu, di balik perbedaan itu, ada kesamaan yang bisa jadi jembatan untuk saling memahami. Artikel ini mencoba mengupas peluang itu bukan untuk menyamakan, tapi untuk mendekatkan.

Mengenal Aliran NU dan Wahabi

Sebelum kita mengetahui perbedaan dan titik temu antara NU dan Wahabi. Kita harus mengetahui apa sih itu NU, Wahabi? Dan bagaimana aliran mereka?.

Apa sih itu NU?

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi yang tercipta pada tanggal 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H didirikan oleh Imam Muhammad Hasyim Asy'ari (w. 1366 H) rahimahullah di Kertopaten, Surabaya, Jawa Timur.

Jam'iyyah Nahdlatul Ulama termasuk organisasi terbesar yang memiliki pengikut lebih dari 50 juta muslim. KH. Hasyim Asy'ari juga merupakan Ulama yang memfatwakan wajibnya jihad melawan Belanda ketika Indonesia telah merdeka. Fatwa tersebut tepat pada tanggal 23 Oktober 1945. Hingga akhirnya perang itu terjadi di Surabaya, sekitar 10 ribu orang Indonesia yang gugur pada tanggal 10 November 1945. Dan kini disebut sebagai hari Pahlawan

Mengutip dari laman "Gramedia Blog", menurut K.H. Mustofa Bisri, Nahdlatul Ulama memiliki tiga substansi di dalamnya, yakni sebagai berikut:

  1. Dalam bidang syariat Islam atau fiqh NU menganut ajaran dari empat Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi'I, dan Hanbali), dan sebenarnya Kyai NU sangat taat kepada Syafi'i.
  2. Dari perspektif tauhid (keTuhanan), NU mengikuti ajaran Imam Abu Hasan Al-Asyari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi.
  3. Dalam bidang tasawuf, NU mengikuti dasar-dasar Imam Abu Qosim Al-Junaidi.

Wahabi aliran gimana sih?

Wahabi adalah paham keagamaan Islam yang di bawa oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab (w. 1206 H) rahimahullah di Jazirah Arab (Kerajaan Saudi Arabia), yaitu berupa ajaran keagamaan yang menggabungkan antara madzhab Salaf dalam bidang akidah dan madzhab Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah dalam bidang fikih. Wahabi sendiri panggilan yang dilekatkan pada kelompok orang yang mengikuti jejak pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab. Panggilan tersebut telah menjadi istilah yang tidak asing di masyarakat. Meskipun mereka sendiri tidak mengakui istilah "Wahabi", mereka mengistilahkan dirinya sebagai "al-Muwahhidun" yaitu orang yang bertauhid.

Mengutip dari ISLAM MODERNIS Sejarah, Ide & Gerakan Pembaharuan di Dunia Islam menurut D.S Margoliouth, "Penamaan Wahabiyah ini dilontarkan oleh kalangan orang yang menentangnya semasa pendirinya masih hidup." Setidaknya orang-orang Orientalis menggunakan istilah Wahabiyah dalam dua kategori. Pertama, mereka yang menggunakan kata ini untuk mengadopsi pemikiran yang mengarah pada penghinaan dakwah Islam. Kedua, mereka yang menggunakannya karena melihat bahwa istilah tersebut lebih mengena dibanding istilah lainnya. Kelompok kedua ini menyematkan istilah tersebut bukan untuk melakukan pelecehan ataupun penghinaan.

Wahabi dan NU itu beda

Mengenai pernyataan di atas, cukup kita pahami bahwa ada perbedaan ideologis antara Wahabi dan Nahdlatul Ulama sehingga bisa menyebabkan kerenggangan antara keduanya. Kerenggangan tersebut disebabkan adanya faktor-faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal di sini adalah aliran-aliran sesat yang memecah belah barisan umat Islam dan memporak-porandakan persatuan mereka. Sedangkan faktor-faktor internal adalah mengambil informasi dari sumber-sumber yang tidak terpercaya, baik di kalangan Wahabi atau Nahdlatul Ulama. Tetapi kerenggangan ini telah hilang dalam pertemuan persaudaraan antara Syeikh bin Baz rahimahullah dengan delegasi Nahdlatul Ulama di Riyadh pada bulan Februari 1987 M.

Sebagian orang melakukan amalan yang menyalahi syariat Islam, yaitu mengafirkan dan membid'ahkan umat Islam lainnya, lalu ia mengklaim atau dikatakan sebagai Wahabi atau Salafi, padahal sebenarnya ia sangat jauh dari ajaran Wahabi dan Salafi. Sebagaimana sebagian orang melakukan amalan yang menyalahi syariat Islam, yaitu perbuatan bid'ah dan kesesatan, kemudian ia dikatakan sebagai orang NU, padahal sebenarnya ia sangat jauh dari ajaran NU.

Semua tuduhan ini dapat ditepis dengan sumber-sumber yang asli dari Wahabi dan NU, sekaligus dapat dibantahkan dengan fakta di lapangan. Maka dengan itu semua permasalahan antara keduannya akan menemui titik temu yang sama.

Tidak bisa kita pungkiri, ada beberapa perbedaan mencolok antara keduanya yang terkadang bisa memicu polemik. Sebut saja Qunut dalam salat subuh, di mana warga NU cendrung memperbolehkan sedangkan Wahabi secara tegas melarangnya. Atau contoh lain, seperti Tawasul dengan orang-orang shaleh, ziarah kubur Nabi Saw, dan maulid Nabi. Hal-hal seperti ini sering menjadi pemicu pertikaian antara keduanya. Namun, apabila dua kelompok ini sadar, sebenarnya persamaan di antara mereka lebih dominan dibandingkan dengan perbedaannya.

Titik Temu Wahabi-NU

KH. Ali Mustafa Yaqub dalam bukunya yang berjudul Titik Temu Wahabi-Nu menjelaskan begitu banyak persamaan disamping perbedaan antara Wahabi dan Nahdlatul Ulama, baik dalam bidang pokok agama (al-ushul al-diniyah) maupun dalam bidang cabang agama (al-furu' al-diniyah). Seperti persamaan mereka terkait rukun Iman dan Islam, sumber hukum Islam, mengikuti mazhab tertentu, kecintaan terhadap semua sahabat, keharusan taat pada pemerintah, mengimani adanya syafaat, larangan membangun sesuatu di atas kuburan, dan tidak mudah mengkafirkan sesama muslim.

Sebagaimana penjelasan diatas penulisan ini untuk mengedukasi umat, agar tetap dalam persatuan. Seperti firman Allah Swt dalam Q.S Al-Imran ayat 103:

"Berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai."

Ayat ini memberi nasihat pada seluruh umat muslim untuk berpegang teguh kepada agama Allah dengan kembali kepada ajaran Rasulullah Saw. Sekali lagi tulisan ini dibuat bukan untuk menyamakan, tapi sebagai pendekatan terhadap perdamaian. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan titik-titik perbedaan, maka kaum muslim bebas untuk mengamalkannya secara pribadi. Siapa yang menghendaki, silahkan mengamalkannya tanpa berdosa. Dan siapa yang tidak menghendaki, silahkan tidak mengamalkannya tanpa berdosa. Karena kita tidak mungkin dapat menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat sampai hari kiamat pun. Wallahu 'alam.

 

Wildan Gharbi, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Semester 2

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun