Perjunganku adalah tentangmu marhaen.
Yang secara langsung dihadapkan dengan persoalan-persoalan hidup yang begitu berat yang menindas harkat dan martabatmu.
Keadilan yang diteriakkan dengan bergemuruh oleh pemimpin negeri adalah  keadilan yang seolah berpihak kepadamu.
Namun... semuanya hanya sebagai bungkus yang membungkus rapi kebusukan rezim ini.
Nasibmu sunggu menyakitkan marhaen.
Aku tidak tahu sampai kapan engkau akan menerima penindasan ini.
Aku tidak tahu sampai kapan engkau akan diperlakukan semena-mena oleh penguasa negeri ini.
Dan aku juga tidak tahu bahwa perjuangan dapat mengubah nasibmu.
Yang aku tahu hanya berjuang sebisa mungkin dengan harapan dapat memberi perubahan walau hanya sekecil biji sesawi.
Marhaen... jangan hanya berdiam diri.
Beri perlawananmu atas rasa sakitmu.