Musim kemarau masih berlanjut. Hujan belum turun juga. Suatu hal yang sangat menyedihkan adalah matinya tanaman hias Omjay karena kemarau panjang.Â
Beberapa hari kemarin Omjay sering pulang malam. Akibatnya banyak tanaman mati karena kekeringan. Daunnya mengering dan akhirnya mati. Sedih sekali melihatnya.
Untunglah masih ada beberapa tanaman hias masih bisa diselenggarakan eh diselamatkan. Omjay belai daunnya yang mulai mengering seraya meminta maaf telah menelantarkan tanaman hias di depan rumah.
Padahal tanaman hias seperti janda bolong dan agronema serta sedap malam harganya mahal. Lebih mahal dari Gopay Kompasiana yang akan Omjay terima. He-he-he.
Alhamdulillah sore ini Omjay sudah berada di rumah. Ternyata anak dan istri sedang tidak ada. Berliana Nurhalizah Kusumah sakit. Anak kedua Omjay langsung dibawa ke dokter. Mamahnya dan temannya membawa Berliana ke puskesmas dekat rumah. Kasihan Berliana mukanya pucat Daan nafsu makannya berkurang. Berat badannya sudah menurun satu ons.
Omjay menjadi sedih. Tanaman hias banyak yang mati. Anak Omjay yang kedua juga sakit. Pantesan semalam panasnya tinggi. Katanya sudah 38 derajat. Ya Allah sembuhkan anakku Berliana!
Omjay langsung buka baju seragam sekolah. Langsung Omjay gantung di pintu depan rumah. Omjay menyiram semua tanaman yang ada. Termasuk juga tanaman di kebun Oma. Pohon jeruk dan cabe hampir mati kekeringan. Oh my God.