Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku Mencapai Pencerahan Diri Karya Tjiptadinata Effendi

6 Desember 2022   15:00 Diperbarui: 6 Desember 2022   17:54 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam usia hampir 80 tahun, Opa selalu menulis setiap hari di kompasiana dan itu membuat kami kagum kepadanya. Omjay sudah dua kali bertemu langsung dengan beliau yang kini menetap di Australia bersama istri dan anak-anaknya.

Hidup penuh dengan pilihan dan setiap insan berhak untuk memilihnya. Hidup seperti apa yang akan diraihnya ke depan adalah sebuah pilihan. Setiap pilihan memiliki pesona tersendiri, karena setiap pilihan mengandung suatu harapan.

Harapan adalah suatu kekuatan yang sangat dahsyat. Orang mampu bertahan dalam sakit dan derita, karena ada harapan bahwa suatu waktu hidupnya akan berubah menjadi lebih baik. Walaupun terkadang harapan tak sesuai dengan kenyataan.

Bila kita menyadari bahwa kenyataan atau realita adalah sesuatu yang seyogyanya diterima sebagaimana adanya, maka kita akan merasakan keindahan, kebesaran, dan kebahagiaan di dalamnya. Untuk mencapai pemahaman setingkat ini, maka kita harus berupaya untuk meraih pencerahan diri.

Antara impian dan kenyataan terkadang berbeda. Hal itulah yang dituliskan oleh Opa Tjipta dalam bukunya. Beliau bermimpi punya tanah yang luas dan bisa menanam pohon, namun realitanya beliau justru tinggal di apartemen dan tidak bisa menanam pohon.

Dalam kesederhaannya beliau ingin menyampaikan pesan bahwa dalam kesederhaan itu penulis mengharapkan agar pembaca dapat dengan mudah memahami apa maksud dan tujuan kita meraih pencerahan diri. Kita menjadi makhluk Tuhan yang pandai bersyukur dan mensyukuri karunia hidup yang dianugerahkan Tuhan kepada kita dengan jalan menerima realita hidup seutuhnya.

Melalui buku ini, penulis mengajak pembaca menemukan dasar yang kokoh untuk mengawali pendakian menuju puncak kesadaran tinggi, dengan melalui pencerahan diri, sehingga tak ada lagi penyesalan di belakang hari.

Hanya ada 3 hal yang dibutuhkan, yaitu niat yang baik, kerendahan hati, dan kemauan yang kokoh. Tidak dibutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi untuk meraih pencerahan diri. Sebab hidup adalah sebuah proses pembelajaran.

Kearifan hidup tidak akan datang bagaikan wahyu, akan tetapi melalui ekplorasi diri secara berkesinambungan sehingga kearifan demi kearifan akan lahir dalam proses pembelajaran diri. Kita semuanya harus belajar dari hidup dan mampu memaafkan orang lain.

Demikianlah resensi buku yang Omjay tuliskan hari ini. Semoga kisah Omjay ini memberikan pencerahan buat pembaca Kompasiana.

Salam Blogger Persahabatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun