Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ladang Puisi

14 Januari 2021   21:52 Diperbarui: 14 Januari 2021   22:01 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutuangkan puisiku di wadah pemikiranmu,
namun rangkaian diksiku berwarna keruh bagimu dan katamu itu racun yang tak boleh kau minum.

Hah!

Kususun aksara demi aksara agar menjadi rajutan indah untuk layak kau kenakan,
namun kau tak sudi memakainya

Beugh!

Kuseduh isi hatiku di dalam cawan pemahamanmu,
tapi semuanya kau tumpahkan ke udara.

Byar!

Kawan, kau seakan ingin menghancurkan ladang puisiku saja.
Satu persatu kau babat.
Tapi tak apa bagiku, karena akar puisi itu telah merambat ke lapisan diriku.

2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun