Mohon tunggu...
Bunda Widya
Bunda Widya Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Pensiunan. Bergabung di Kompasiana 10 Mei 2013. Nenek seorang Cucu, penggemar setia Timnas Garuda dan Manchester United.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belajar dari Mang Ujang dan Mang Nandang

27 Juni 2023   20:32 Diperbarui: 27 Juni 2023   20:37 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tukang Sol Sepatu (Sumber Foto Serbabandung.com).  

Bahkan menurut seorang Ustadz, ketika kita punya harta sesungguhnya harta itu hanya pinjaman dari Allah.

Jika harta itu disodaqohkan maka harta itu akan menjadi milik kita karena tercatat sebagai amal kebaikan.  Tentu saja sambil berharap Allah akan memberi rizki yang lebih baroqah.

Pagi pagi sekali Satria sudah meluncur di jalan raya mengantar istrinya untuk berbelanja bulanan ke sebuah Pasar Tradisional.

Walaupun harga BBM sudah naik ternyata tidak berpengaruh terhadap hiruk pikuk jalan raya yang selalu penuh riuh dengan kendaraan.

Sudah menjadi rutinitas di jalan raya adalah kemacetan sehingga denyut nadi kota Bandung berdetak semakin cepat.

Para pengendara sepeda motor berseliweran memenuhi jalan dari dua arah. Mereka kadang-kadang menyelinap di ruang sempit antara dua mobil yang berjajar panjang namun tetap tertib tidak saling mendahului.

Mungkin karena sudah akrab dengan kemacetan ini sehingga begitu tertib mengendarai motornya.

Ruas jalan yang dilalui dari rumah sampai dengan Pasar Tradisional memang ruas jalan padat yang merupakan akses menuju pintu Tol dan kearah kota.

Karena itu walaupun jarak antara rumah dengan Pasar hanya sekitar 3 km, tapi bisa ditempuh hingga 30 menit lebih.

Apalagi pada hari Senin seperti pagi ini. Selain kegiatan awal Kantor dan Sekolah namun juga kegiatan bisnis dimulai hari Senin.

Antrian panjang mobil dan motor hingga 1 km atau lebih adalah hal yang biasa. Satria senidiri sudah biasa menikmati kemacetan ini. Mungkin juga semua orang sudah terbiasa dengan kemacetan yang rutin ini tanpa disadari berapa banyak uang sudah terbuang dengan percuma karena dibakar bersama BBM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun