Permasalahan tentang adanya juru parkir di sekitar Indomaret memang sudah menjadi topik yang ada sejak beberapa tahun belakang.
Sebutan Pak Ogah ini disematkan karena kebiasaan mereka menengadahkan tangan untuk meminta uang seperti salah satu peran di tayangan film jadul
Belajar dari Mang Ujang dan Mang Nandang yang selalu semangat menghadapi hidup ini.
seorang juru parkir biasa menghasilkan Rp4,5 juta sampai Rp7,5 juta dalam sebulan
Juru parkir bukan hanya pahlawan Pendapatan Asli Daerah. Tapi mereka juga guru yang baik untuk kita.
Tidak hanya harga barang mengalami kenaikan, faktanya jasa parkir di Pekanbaru juga ikut-ikutan alami kenaikan tarif yang semakin memberatkan warga
Semenjak kita kenal nilai uang cepek kira-kira di waktu itulah sejarah 'supeltas' bermula
Intip kehidupan juru parkir Tempo Gelato Prawirotaman yang setiap hari disibukkan oleh lalu lalang kendaraan wisatawan lokal maupun luar korta
Lagu pengamen jalanan terkadang sangat menghibur. Keberadaan tukang parkir seringkali juga membantu para pengendara.
Ada banyak ragam pekerjaan informal di sekitar kita. Dari pak ogah, pengamen, juru parkir hingga pemulung.
Pada tahun 1955 pengelolaan parkir sempat dilirik oleh Dinas PU dikarenakan besarnya pendapatan di sektor ini.
Mal-mal di Jakarta sudah mulai ramai lagi dikunjungi mereka yang ingin berbelanja, setelah ditutup selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
Stigmatisasi yang dialamatkan oleh pengendara parkir ke jukir liar tak lepas dari perilaku para si jukir itu sendiri, sehingga banyak yang jengkel.
