Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luka di Dahi Ayah

5 Juni 2025   07:15 Diperbarui: 3 Juni 2025   22:06 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Ilustrasi Ayah dan Perjuangannya oleh ChatGPT

Pernah suatu ketika, ayah nyaris kehilangan nyawanya. Ia didorong orang tak dikenal ke jurang, di dekat lereng sungai. "Ini bekasnya," kata ayah seraya menunjukkan bekas luka panjang di dahinya. Luka itu dulu membusuk dan membuatnya demam tinggi selama berhari-hari. Untung ada seorang petani yang menemukannya, menolong, dan merawat ayah secara diam-diam.

Sementara itu, ibu yang masih jadi pacarnya, berjualan ke pasar sambil menangis tiap pagi. Ia selalu membawa dagangannya sendiri, tanpa bantuan ayah. Pedagang lain bergosip, bahkan ada yang bilang ayahku sudah mati.

Tapi doa ibu kuat. Ayah selamat dan pulang. Setelah itu, mereka menikah. Ancaman mulai mereda. Tak ada lagi niat jahat yang datang, paling hanya godaan kecil dari perempuan-perempuan pasar yang suka bercanda.

"Ada yang ngajak Ayah kawin lagi, jadi istri simpanan," kata ayah sambil tertawa. "Tapi Ayah tahu batas. Canda ya canda, tapi rumah tangga tetap harus dijaga."

Kini, ketika ayah duduk santai di teras sambil menyirami bunga, aku bisa melihat garis luka itu di dahinya. Luka yang dulunya nyaris merenggut nyawanya, kini jadi pengingat tentang perjuangan dan kesetiaan. Tentang doa ibu yang tak pernah putus. Dan tentang cinta yang tak mudah goyah meski badai datang silih berganti.

Tangerang, 3 Juni 2025

Sumber Gambar Ilustrasi Ayah dan Perjuangannya oleh ChatGPT
Sumber Gambar Ilustrasi Ayah dan Perjuangannya oleh ChatGPT

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun