Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Ekosistem Kompasiana dalam Kedinamisan Ruang Digital

6 Oktober 2021   18:01 Diperbarui: 6 Oktober 2021   19:15 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekosistem Digital. Ilustrasi dari Pexels/KABOOMPICS

Dan yang tak kalah penting, Kompasiana sebagai bagian dari Kompas Gramedia tentunya perlu menyelaraskan ragam program dan strategi kami sesuai arah laju kapal besar ini. Ada budaya. Identitas. Norma. Nilai-nilai yang menumbuhkembangkan Kompasiana, serta menentukan jalan yang akan ditempuh Kompasiana sesuai karakter Kompas Gramedia.

Di antara stakeholders tersebut, ada pula pihak yang "tak kelihatan", tetapi sangat krusial. Saya memasukkannya ke dalam golongan lingkungan bertumbuh. Kompasiana sebagai produk digital adalah bagian kecil dari sebuah tatanan masyarakat digital yang lebih besar.

Ada sistem, ada perangkat dalam skala yang masif, yang di dalamnya termuat regulasi, algoritma, metode, dan serangkaian indikator yang mau tak mau akan menjadi "ruang bermain" bagi setiap pelaku ruang digital. Di sini, kita berbicara tentang Google dan regulator lain. Termasuk pula pemerintah kita dengan UU ITE yang menjadi payung hukum di atas semuanya.

Meskipun tak semua faktor tak dapat saya tulis pada kesempatan kali ini, setidaknya demikianlah beberapa faktor yang jamak melandasi dinamika yang terjadi di Kompasiana.

Terutama pada ranah strategi konten --bidang yang selama beberapa tahun belakangan saya hadapi-- sejumlah inisiatif diambil dengan pertimbangan yang kompleks dari sekian banyak faktor di atas. Tentu ada pula sejumlah langkah, misalnya terkait komunitas, event, program afiliasi/K-Rewards, pengembangan website, desain, dan aspek lain yang tidak bisa saya singgung lebih dalam karena terbatasnya keterlibatan saya pada bidang tersebut dan sebaiknya dijelaskan oleh pihak yang lebih memiliki kompetensi.

Memahami kebutuhan pembaca dengan pertama-tama mengukur potensi Kompasiana
Memasuki era pandemi, Kompasiana mengalami lonjakan penayangan konten yang signifikan oleh segmen pelajar dan mahasiswa. Akselerasi digital --jika boleh diistilahkan demikian--- dalam tempo yang relatif singkat berdampak pada pada membanjirnya konten tugas sekolah, KKN, makalah, skripsi, dan konten lain yang serupa.

Para pendatang baru ini tentu saja harus disambut baik, bahkan diapresiasi. Aktivitas para pelajar dan mahasiswa di Kompasiana dapat menjadi awal perjalanan literasi digital yang penting bagi mereka. Akan tetapi, pada sisi lain, Kompasiana juga perlu mempertimbangkan kenyamanan pengguna lainnya.

Oleh karena itulah pada Oktober 2020 Kompasiana membuka kategori "Ruang Kelas" untuk mengakomodasi konten materi ajar. Pengadaan kategori ini dilakukan juga demi mengurangi risiko ketidaknyamanan pengguna yang diakibatnya oleh membanjirnya kategori lain dengan penayangan konten tugas pelajar/mahasiswa yang temanya kerap seragam.

Selain "Ruang Kelas", sejak pandemi 2020 tren Google didominasi oleh pencarian konten-konten yang temanya kian domestik. Hal ini disebabkan seiring dengan tumbuhnya kebutuhan penikmat konten untuk membuat ruang yang aman dan nyaman bagi dirinya/keluarga selama periode krisis. Maka tak heran jika tema-tema yang menunjang kualitas hidup pun mengalami peningkatan yang signifikan.

Laporan Google dapat diakses bebas dan dapat diunduh gratis. Silakan akses Year In Search 2020 Indonesia untuk mengetahui tren tersebut.

Kata kunci kesehatan mental, kesetaraan gender, WFH, cara pakai Zoom, hiburan anak di rumah, drama korea, dalgona coffee, selfcare, tanaman hias, sepeda, cara potong rambut sendiri, hewan peliharaan, laptop untuk anak, sampai ke kata kunci yang membantu perekonomian keluarga seperti "pinjaman umkm", "daftar usaha" dan "apa itu dana darurat" mengalami peningkatan yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun