Mohon tunggu...
Wida Dewiyarti
Wida Dewiyarti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah guru yang mengajar mata pelajaran Projek IPAS di SMKN 2 Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kesan Pertama Menjadi Guru Penggerak

23 September 2022   16:35 Diperbarui: 26 September 2022   18:10 2404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat itu, konsentrasi saya sudah "buyar" dan tidak berharap lagi kalau simulasi mengajar saya akan mendapatkan nilai yang bagus. Begitu pun dengan proses wawancara, saya merasa jawaban-jawaban yang saya sampaikan tidak sempurna sehingga saya pun tidak berharap banyak untuk lolos dalam proses seleksi ini.

Setelah rangkaian seleksi saya ikuti, tibalah pada waktu pengumuman hasil seleksi. Sejujurnya, saya tidak mengetahui tanggal pasti hasil seleksi tersebut diumumkan karena saya tidak terlalu berharap lagi akan lulus. 

Hal ini dikarenakan kondisi saya waktu itu sudah dinyatakan lolos seleksi PPPK di Sumedang sehingga kecil harapan saya untuk melanjutkan Pendidikan Calon Guru Penggerak ini kalaupun saya dinyatakan lulus.

Orang pertama yang memberi kabar tentang kelulusan saya adalah rekan yang membimbing saya, Ibu Murni Fatmilasari, S. Pd. Saat membaca surat keputusan kelulusan, yang saya rasakan bukanlah bahagia. Tetapi saya merasa sangat bingung. 

Saya bingung apakah harus tetap melanjutkan atau berhenti sampai disini. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya untuk mengambil keputusan lanjut atau tidak, diantaranya dareah sasaran CGP berbeda dengan tempat tugas saya sekarang, saya masih dalam proses adaptasi di sekolah baru, kemudian jarak antara sekolah dan rumah saya yang mencapai 20 km dikhawatirkan tidak bisa mengukuti kegiatan pendidikan secara maksimal. 

Kemudian saya konsultasi dengan pihak disdik kabupaten subang dan saya disarankan untuk melanjutkan karena mengingat jarak Subang-Sumedang tidak terlalu jauh.

Setelah itu, saya pun konsultasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum di SMKN 2 Sumedang dan alhamdulillah beliau sangat mendukung. Beliau mengatakan bahwa dengan adanya Calon Guru Penggerak merupakan suatu keberuntungan di sekolah. 

Begitu pun dengan pihak Balai Besar Guru penggerak (BBGP), alhamdulillah mendukung dengan mengizinkan saya untuk tetap melanjutkan pendidikan ini dengan syarat harus membuat surat pernyataan diatas materai yang isinya kepala sekolah mengizinkan saya untuk mengikuti semua kegiatan Calon Guru Penggerak. Berbekal saran tersebut saya memberanikan diri untuk melanjutkan proses pendidikan ini.

Sejak awal mind set saya mengenai program Guru Penggerak ini adalah kegiatan yang menyita banyak waktu sampai berbulan-bulan, tugas-tugasnya banyak sekali, dan kegiatan yang menguras banyak tenaga, bahkan ada yang sampai jatuh sakit. Hal ini saya lihat dari testimoni dan cerita dari rekan-rekan yang lain. 

Tapi karena motivasi saya kuat ingin menambah banyak ilmu, hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan keinginan saya untuk mengikuti proses seleksi ini. Bahkan rasa penasaran saya terus bertambah untuk mengetahui dan mengikuti kegiatan Guru Penggerak ini. 

Hal positif yang harus tertanam dalam diri saya setelah mendengar testimoni dari rekan-rekan adalah manajeman waktu. Bagaimana mengatur pembagian waktu antara tugas pokok mengajar, waktu untuk keluarga dan waktu untuk mengikuti kegiatan guru penggerak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun