Mohon tunggu...
Wida Dewiyarti
Wida Dewiyarti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah guru yang mengajar mata pelajaran Projek IPAS di SMKN 2 Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kesan Pertama Menjadi Guru Penggerak

23 September 2022   16:35 Diperbarui: 26 September 2022   18:10 2404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru mengajar di kelas (Shutterstock via KOMPAS.com)

Oleh : Wida Dewiyarti, S. Pd

Saya adalah seorang guru yang sudah mulai belajar mengajar dari Juli 2009. Jadi kurang lebih sudah 13 tahun saya belajar mengajar dan berkecimpung di dunia Pendidikan.

Saya menyebutnya "belajar" karena memang sampai detik ini saya merasa masih perlu banyak belajar dalam menjalankan tugas dan fungsi saya sebagai guru. Menjadi seorang guru adalah keinginan saya sejak duduk di bangku SMP. 

Alhamdulillah Allah Swt mengabulkannya. Hal ini berawal dari ketertarikan saya pada mata pelajaran Matematika di SMP. Waktu itu saya mendapatkan guru matematika yang luar biasa baik dan pintar. 

Materi matematika beliau sampaikan dan dikemas dengan menarik sehingga anggapan bahwa matematika itu termasuk salah satu pelajaran sulit itu tidak berlaku lagi. 

Saya sering mendapatkan pelajaran tambahan lebih banyak dari teman saya. Soal-soal pengayaan untuk mengasah kemapuan saya pun sering saya dapatkan.

Dari sanalah saya mulai punya keinginan untuk menjadi guru. Saya memilih jurusan Matematika dan Biologi pada saat mendaftar ke sebuah Universitas. Dan alhamdulillah Allah Swt takdirkan saya lulus di jurusan Pendidikan Biologi UPI Bandung.

Setelah lulus di Tahun 2009, saya diarahkan oleh salah seorang saudara untuk melamar ke sebuah sekolah dekat rumah yang saya sendiri belum mengetahui keberadaan sekolah tersebut, namanya SMK Bina Nusantara Cisalak Subang. Waktu itu sekolah SMK Bina Nusantara baru memiliki 3 rombongan belajar dan sekarang sudah memiliki 24 rombongan belajar. 

Di SMK Bina Nusantara ini saya mulai belajar dari nol dan menerapkan sedikit demi sedikit ilmu yang saya peroleh di bangku kuliah. Saya mengajar di SMK Bina Nusantara mulai dari Juli 2009 sampai dengan Juni 2022 dan dari Juli 2022 saya mulai pindah tugas karena lolos seleksi PPPK di SMKN 2 Sumedang. 

Bukan hal yang mudah bagi saya meninggalkan sekolah SMK Bina Nusantara yang sudah menjadi wadah untuk menimba ilmu selama kurang lebih 13 tahun ini. Waktu 3 bulan ini, belum cukup bagi saya untuk beradaptasi di sekolah yang baru.

Proses seleksi Calon Guru Penggerak Angkatan 6 yang saya ikuti sangat penuh warna dan cerita. Sebelum mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak Angkatan 6, saya sempat mendaftar di Angkatan 3, akan tetapi tidak saya lanjutkan karena saya merasa tidak mampu membuat esai. Waktu itu saya menganggap kalau esai itu adalah membuat suatu tulisan atau narasi berdasarkan peneletian dan tidak ada panduan pertanyaan. 

Seiring berjalannya waktu, saya mendapatkan informasi dan testimoni tentang kegiatan -- kegiatan Guru Penggerak itu dari berbagai status tetangga saya, yang kebetulan beliau mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3. 

Di sela-sela waktu libur, sesekali saya berdiskusi dengan beliau tentang kegiatan-kegiatan Guru Penggerak. Dari situ, saya mulai termotivasi untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Di awal proses pendaftaran, saya sempat ragu untuk mendaftar karena pada saat itu saya sedang menunggu pengumuman hasil seleksi PPPK. Saya mengikuti seleksi PPPK di Kabupaten Sumedang, dimana daerah sasaran nya berbeda dengan kabupaten Subang. 

Setelah konsultasi dengan beberapa rekan dan pihak disdik kabupaten Subang, saya disarankan untuk tetap melanjutkan proses pendaftaran Calon Guru Penggerak Angkatan 6.

Dari SMK Bina Nusantara ada 6 orang yang mengikuti proses seleksi, termasuk saya. Alhamdulillah dukungan penuh diberikan oleh kepala sekolah SMK Bina Nusantara, bapak Yanto Nugraha, S. Pd, M. Si, S. Kom. 

Motivasi saya dan kelima teman saya mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak waktu itu adalah ingin menambah ilmu pengetahuan atau menambah kompetensi kami untuk mendukung peran kami sebagai guru.

Istilah mengikuti "kuliah gratis" merupakan motivasi terbesar kami. Dalam proses pendaftaran kami dibimbing oleh seorang rekan lama kami di sekolah. 

Beliau sedang mengikuti Pendidikan Pengajar Praktik Angkatan 3 di kabupaten Subang. Beliau berbagi ilmu tentang bagaimana cara mengisi esai dan mengikuti proses wawancara.

Seluruh proses seleksi Calon Guru Penggerak Angkatan 6 dilaksanakan di SMK Bina Nusantara. Mulai dari pengisian identitas pribadi, pengisian esai, simulasi mengajar dan wawancara dengan berbagai cerita yang membersamai proses tersebut. 

Seperti pada saat akan menjalani proses seleksi simulasi mengajar, sekitar lima menit lagi simulasi dimulai saya baru menyadari kalau media pembelajaran tertinggal di rumah. Dengan sigap suami saya pulang ke rumah untuk mengambil media dan bisa tepat waktu datang ke sekolah ketika simulasi dimulai. 

Pada saat itu, konsentrasi saya sudah "buyar" dan tidak berharap lagi kalau simulasi mengajar saya akan mendapatkan nilai yang bagus. Begitu pun dengan proses wawancara, saya merasa jawaban-jawaban yang saya sampaikan tidak sempurna sehingga saya pun tidak berharap banyak untuk lolos dalam proses seleksi ini.

Setelah rangkaian seleksi saya ikuti, tibalah pada waktu pengumuman hasil seleksi. Sejujurnya, saya tidak mengetahui tanggal pasti hasil seleksi tersebut diumumkan karena saya tidak terlalu berharap lagi akan lulus. 

Hal ini dikarenakan kondisi saya waktu itu sudah dinyatakan lolos seleksi PPPK di Sumedang sehingga kecil harapan saya untuk melanjutkan Pendidikan Calon Guru Penggerak ini kalaupun saya dinyatakan lulus.

Orang pertama yang memberi kabar tentang kelulusan saya adalah rekan yang membimbing saya, Ibu Murni Fatmilasari, S. Pd. Saat membaca surat keputusan kelulusan, yang saya rasakan bukanlah bahagia. Tetapi saya merasa sangat bingung. 

Saya bingung apakah harus tetap melanjutkan atau berhenti sampai disini. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya untuk mengambil keputusan lanjut atau tidak, diantaranya dareah sasaran CGP berbeda dengan tempat tugas saya sekarang, saya masih dalam proses adaptasi di sekolah baru, kemudian jarak antara sekolah dan rumah saya yang mencapai 20 km dikhawatirkan tidak bisa mengukuti kegiatan pendidikan secara maksimal. 

Kemudian saya konsultasi dengan pihak disdik kabupaten subang dan saya disarankan untuk melanjutkan karena mengingat jarak Subang-Sumedang tidak terlalu jauh.

Setelah itu, saya pun konsultasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum di SMKN 2 Sumedang dan alhamdulillah beliau sangat mendukung. Beliau mengatakan bahwa dengan adanya Calon Guru Penggerak merupakan suatu keberuntungan di sekolah. 

Begitu pun dengan pihak Balai Besar Guru penggerak (BBGP), alhamdulillah mendukung dengan mengizinkan saya untuk tetap melanjutkan pendidikan ini dengan syarat harus membuat surat pernyataan diatas materai yang isinya kepala sekolah mengizinkan saya untuk mengikuti semua kegiatan Calon Guru Penggerak. Berbekal saran tersebut saya memberanikan diri untuk melanjutkan proses pendidikan ini.

Sejak awal mind set saya mengenai program Guru Penggerak ini adalah kegiatan yang menyita banyak waktu sampai berbulan-bulan, tugas-tugasnya banyak sekali, dan kegiatan yang menguras banyak tenaga, bahkan ada yang sampai jatuh sakit. Hal ini saya lihat dari testimoni dan cerita dari rekan-rekan yang lain. 

Tapi karena motivasi saya kuat ingin menambah banyak ilmu, hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan keinginan saya untuk mengikuti proses seleksi ini. Bahkan rasa penasaran saya terus bertambah untuk mengetahui dan mengikuti kegiatan Guru Penggerak ini. 

Hal positif yang harus tertanam dalam diri saya setelah mendengar testimoni dari rekan-rekan adalah manajeman waktu. Bagaimana mengatur pembagian waktu antara tugas pokok mengajar, waktu untuk keluarga dan waktu untuk mengikuti kegiatan guru penggerak. 

Selain itu, bagaimana kita bisa mengatur waktu dan hati karena waktu libur masih digunakan untuk berbagai kegiatan guru penggerak. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Mudah-mudahan dengan mengikuti program ini, banyak waktu luang saya yang bermanfaat.

Kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak ini dimulai di minggu keempat bulan Agustus 2022 dan sampai sekarang sudah berjalan hampir satu bulan. Alhamdulillah selama satu bulan ini saya belum mendapatkan hambatan berarti. 

Hal ini berkat dukungan keluarga, pihak sekolah, pengajar praktik, fasilitator, instruktur dan rekan-rekan calon guru penggerak lainnya. Dan saya berharap mudah-mudahan akan terus seperti itu.

Sejauh ini saya masih bisa mengikuti kegiatan dan mengerjakan tugas-tugas dengan tepat waktu dan tidak dikejar-kejar deadline pengumpulan tugas. Hal ini meruntuhkan mind set awal saya mengenai program guru penggerak.

Dari kegiatan pendidikan calon guru penggerak yang sudah saya ikuti selama satu bulan ini, banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil. Baru dua modul saja yang sudah dipelajari, sudah membuat saya banyak tertegun dan menyadari betapa saya masih jauh dari sempurna serta banyak tugas saya sebagi guru yang belum saya laksanakan dengan maksimal. Saya merasa tertampar dengan keras saat instruktur menceritakan tentang kisah Ki Hajar Dewantara dengan anaknya pada sesi kolaborasi. 

Pada waktu itu, Ki Hajar dewantara membiarkan anaknya kedinginan di luar rumah karena anaknya selalu mengganggu pekerjaan beliau. Pengalaman ini yang menjadi titik balik bagi Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan itu harus berhamba pada anak. Ini juga yang mungkin saya sering lakukan terhadap anak saya sendiri. 

Dari cerita tersebut, saya mulai merubah sikap terhadap anak saya sendiri maupun terhadap siswa di kelas. Di Modul selanjutnya pun dibahas mengenai nilai dan peran guru penggerak. 

Setelah mempelajari modul tersebut, saya semakin tersadar bahwa masih banyak nilai guru penggerak yang belum tertanam dalam diri saya dan masih banyak peran guru penggerak yang belum saya jalankan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi saya agar bisa memperbaiki diri dari waktu ke waktu.

Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak dengan alur MERDEKA sangat memberikan pengaruh besar bagi diri saya pribadi dan berdampak positif bagi kehidupan sehari-hari saya. 

Kegiatan pertama adalah Mulai dari Diri, disini kita mulai mengevaluasi dari diri dulu dengan adanya pertanyaan pemantik. Kegiatan kedua adalah Eksplorasi Konsep, disini kita belajar mengeksplor pengetahuan secara mandiri. 

Kegiatan ketiga adalah Ruang Kolaborasi, dalam kegiatan ini kita belajar berkolaborasi dengan orang lain. Kegiatan keempat adalah Demonstrasi Kontekstual, dalam kegiatan ini kita mendemonstrasikan baik secara visual, audio maupun audiovisual tentang pemahaman kita terhadap materi. Kegiatan kelima adalah Elaborasi, dalam kegiatan ini bersama instruktur materi akan dikaji lebih dalam lagi. 

Kegiatan keenam adalah Koneksi Antar Materi, dalam kegiatan ini kita harus menghubungkan ketarkaitan antara materi yang satu dengan materi yang lainnya. Dan yang terakhir kegiatan Aksi Nyata, dalam kegiatan kita harus membuat aksi nyata di sekolah dari materi yang sudah dipelajari.

Ada satu hal yang menjadi kekhawatiran saya dalam menjalani peran nanti sebagai guru penggerak, yaitu slogan guru penggerak "tergerak, bergerak, dan menggerakkan". "Tergerak dan bergerak" ini berkaitan dengan diri sendiri, akan tetapi "menggerakkan" ini berhubungan dengan orang lain. 

Peran "menggerakakan" ini yang menjadi kekhawatiran terbesar saya. Saya khawatir tidak bisa menggerakan orang lain, apalagi kondisi saya sekarang sebagai guru baru di sekolah.

Saya masih memerlukan adaptasi dan masih belum leluasa untuk "menggerakkan" rekan yang lain, apalagi guru senior. Akan tetapi, hal itu harus menjadi tantangan dan sedikit demi sedikit akan berusaha untuk menjalankannya.

Selain itu, masih ada anggapan dari segelintir orang yang menganggap bahwa kami mengikuti program guru penggerak ini untuk mengejar jabatan ingin menjadi kepala sekolah ataupun pengawas.

Hal itu membuat saya sedih, karena untuk diri saya pribadi tidak terbersit dalam pikiran saya bahwa alasan mengikuti program guru penggerak ini untuk mengejar jabatan. 

Mudah-mudahan rekan guru yang lain bisa tergerak untuk mengikuti program guru penggerak ini karena memang program ini sangat menarik untuk diikuti dan banyak manfaat yang kita akan peroleh di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun