Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Maut Merenggut Tanpa Takut

3 Oktober 2022   13:42 Diperbarui: 3 Oktober 2022   13:45 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepak bola | sumber: voi.id

MAUT MERENGGUT
TANPA TAKUT

maut masih saja
mempertonton
kan kuasa dan kekuatannya
maut berkeliling
ke seantero negeri
bahkan ke seluruh jagat raya
merenggut kehidupan insan fana
dengan senyap
maut takbisa di suap
takmempan di sogok dengan rupiah atau valuta asing
maut takkenal nego
ia lakukan misinya tanpa takut
menyentuh siapa saja
orang biasa
pejabat, petinggi negeri
semua orang disentuhnya
sesuai dengan
jadwal
program
rundown
lalu terjadilah
tangis histeris
airmata tertumpah
membasahi ruang-ruang kehidupan

dua hari yang lalu ratusan orang
direnggut napasnya
tiada bersisa
di stadion kanjuruhan malang
mereka seluruhnya pencinta sepakbola
yang tengah
menyaksikan pertandingan
lalu terlibat kerusuhan
berujung kematian
negeri ini berduka
dunia olahraga berduka
dunia persepakbolaan
diamuk luka dan duka tiada terhingga
kita seluruh warga bangsa berduka bersama keluarga para korban

takada yang pernah menduga
tragedi di stadion itu
terwujud
tatkala netizen
sedang dihehohkan kasus kdrt selebriti ternama dan kaya raya
dan menanti proses peradilan
kasus durentiga
maka tragedi stadion kanjuruhan
bisa sedikit mengalihkan
fokus perhatian
warga bangsa

akhir-akhir ini maut makin garang menampilkan taringnya
dimana-mana
di ruang igd
ruang icu
di ambulan
di keluarga-keluarga yang pecahbelah
di tempat kkb
di tempat terduga teroris tertangkap
di saat-saat orang takmampu lagi
menanggung stres lalu melompat dari gedung tinggi
bahkan terjadi juga
pada antrian blt
tatkala kaum lansia antri berdesakan lalu kehabisan napas
maut ada dimana-mana
bertugas dalam senyap

mungkin ia juga ada di dalam selimut kita
di ruang-ruang kerja kita
dalam pikiran kita
dalam dekapan kita yang pnemoni
yang komorbid
yang kehilangan harapan
dalam meniti jalan kehidupan

kita harus makin berserah kepada Tuhan
agar Ia menguatkan
menghiburkan
agar tatkala maut datang menjemput
Tuhan mendekap kita
dalam hangat kasihNya

Jakarta, 3 Oktober 2022/pk.4. 24
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun