Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ikan Megap-Megap

25 September 2022   00:36 Diperbarui: 25 September 2022   00:51 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IKAN MEGAP-MEGAP

di kolam ikan sobatku
di pinggir kota
banyak ikan megap-megap
kolam kering airnya
nyaris tiada terurus
sobatku sibuk ngojek
sesudah dipecat dari kantornya
dua tahun yang lalu
matanya gelap
maka ia menggelapkan uang
hidup dalam gelap
dialaminya
seperti ikan dikolamnya
hidupnya megap-megap

konon dizaman kini banyak orang yang hidupnya megap-megap
sulit bernapas
karena berbagai masalah yang membelit
kemiskinan yang
membelenggu
telah dijadikan tersangka
menjadi dpo
berpuluh tahun
harga sembako
obat-obat
susu bernutrisi tinggi
dan berbagai kebutuhan utama warga lansia
harganya melangit
ada juga yang stres takkuat hidup megap-megap
lalu bunuh diri
dalam senyap

agama-agama
nyaris kehilangan pamor
agama-agama
hampir sebatas status
menjadi apendiks
dan kosmetik
dalam kehidupan umat manusia
banyak umat abai terhadap ajaran agama
para pejabat diambil sumpah
sesuai dengan agama masing-masing
saat dilantik menjadi pejabat
didampingi seorang rohaniwan yang memegang kitab suci
para pejabat yang dilantik
lantang berjanji
untuk taat hukum dan taat agama
saat menjalankan tugas
tapi korupsi
suap
judi
gratifikasi
berbagai bentuk
kekerasan
tetap berlangsung
berulang-ulang
menimbulkan aib bagi negeri ini
merendahkan harkat dan martabat bangsa

ikan-ikan yang megap-megap
takbisa dibiarkan
tanpa air cukup
dikolam
ikan akan mati
dan membusuk

kita semua warga bangsa
takbisa hidup megap-megap
di negeri yang
berpanorama indah dan kaya
hidup kita adalah hidup
penuh harap
hidup yang takredup
bukan hidup megap-megap
didunia gelap.

Jakarta, 23 September 2022/pk.17.07
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun