Bentang alam di langit kelam
Jeratan benang laba-laba mendera
Ketika cinta penguasa digenggam si jelata
Sentuhan karya nyata berbalut rasa
Nalarnya suluh terang berpendar
Membelah gelap membuka mata
Lelah tarian pena tak berujung
Merajut harapan uluran tangan ksatria
Si kecil mandi di bening sungai
Si bocah menangis dipeluk bunda
Si bapak berdo'a dalam tangis bahagia
Baginya senyum mereka adalah pujacinta
Bening air kehidupan pemuas dahaga
Berjalan seharus dituju tanpa pamrih jasa
Melawan baja membara gedung singgasana
Bersihkan noda hitam pekat masaÂ
Sang usang terusik gerak kursi tergoyang
berteriak lantang mencaci cela
Mantra kamuflase retorika berbusa
Berharap ksatria tumbang ikut haluan
Jujur nurani tak mengakui
Tetap bercermin dalam kaca kusam
Meradang melihat terang terbiasa gelap
mengusik diri bemasyuk nafsu
Intrik tak berkutik terpojok disudut tawa
Semesta membaca pikiran mereka
Nalar menembus pekatnya permainan
Bangkitkan logika terpendam kubangan dusta
Nalar nurani tak bisa dipungkiri
Cinta sejati tak bisa digugat
lentera akal dijaga agar tak padam
Membahagiakan mereka semestinya bakti
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI