Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bukan Wanita Biasa

3 November 2020   05:00 Diperbarui: 3 November 2020   09:59 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu, di antara pekatnya asap Rokok yang menemani kepulan aroma Kopi-nya di kesunyian malam yang mencekam, di bawah derasnya air hujan yang turun di sepertiga malam, Lelaki brengsek itu telah menyerahkan separuh jiwa nya kepada Tuhan. Hingga setelah keputusannya untuk menyerahkan separuh jiwanya kepada Sang Penguasa Alam, engkau merasa tidak lagi mampu menemukan keberadaannya di dekatmu. 

Apa yang engkau ketahui tentang malam seribu bulan?

Apakah engkau tau? Bahwa Lelaki brengsek yang di matamu tidak memiliki perasaan begitu dingin dan membeku bagai es batu itu telah membuat perjanjian? Perjanjian yang menentukan masa depan kepada Sang Penguasa Alam, tepat di malam seribu bulan.

Apa yang engkau ketahui tentang kesedihan?

Apakah engkau tau, bahwa Lelaki brengsek itu telah menyerahkan separuh jiwanya karena kesedihan yang begitu mendalam, hingga saat itu membuat perjanjian kepada Sang Penguasa Alam?

Apa yang engkau ketahui tentang kebahagiaan?

Apakah engkau tau? Bahwa Lelaki brengsek itu telah menyerahkan semua kebahagiaan yang dimilkinya kepada Sang Penguasa Alam demi untuk sebuah perjanjian?

Apa yang engkau ketahui tentang perjanjian di malam yang begitu kelam dan tak berbintang?

Apakah engkau tau? Bahwa Lelaki brengsek itu telah menyanggupi perjanjian untuk menyerahkan separuh jiwanya kepada Sang Pemilik kehidupan untuk menebus jiwa seseorang yang tersandera di alam kematian?

Apakah engkau tau? Bahwa setelah perjanjian itu terucapkan, semua penghuni alam tiba-tiba saja di kejutkan dengan suara petir tunggal yang menggelegar di malam yang begitu kelam?  

Dan apakah engkau tau? Bahwa di gelapnya malam, lelaki brengsek itu telah menangis dan tertawa secara bersamaan sambil  menari bersama angin dan hujan di antara suara petir yang menggelegar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun