Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secangkir Kopi Susu

27 Maret 2020   13:32 Diperbarui: 28 Maret 2020   05:55 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki setengah tua yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu mengangguk--anggukkan kepalanya. Seperti orang yang tengah menikmati sensasi rasa yang baru saja di kenalinya. Lalu sambil kembali tertawa dia menepuk--nepuk pundak sebelah kananku ini dengan tangan kirinya.

"Engkau lihat bukan? Di zaman sekarang. Aku sudah tidak perlu lagi memakai tipu muslihatku, agar anak--anak manusia yang ada di dunia ini mau mengikuti langkahku. Lihat ini! Bahkan saat ini Aku tidak perlu lagi bersusah payah untuk mendatangi mereka satu persatu. Saat ini malah mereka sendiri yang datang menemuiku ketempat ini. Hehehe..

Jadi, seandainya besok kiamat, bisa aku pastikan, bahwa akulah yang akan keluar sebagai pemenangnya. Saat ini lebih banyak anak--anak manusia yang bisa Aku bawa masuk ke dalam Neraka dari pada yang bisa engkau bawa masuk ke dalam Surga," 

Lelaki setengah tua yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu kembali berkata sambil tersenyum lebar ke arah temannya yang sedari tadi hanya duduk dan diam saja melihat tingkah lakunya.

"Hemmm... ckckck... Hari gini masih berdebat soal Surga dan Neraka. Yakin? Masih ada manusia yang takut masuk ke dalam Neraka dan ingin masuk duluan ke dalam Surga?" tanyaku sambil tersenyum melihat ke arah lelaki yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam di sebelah kananku ini.

"Maksudnya?" tanya lelaki berpakain serba putih yang sedari tadi hanya diam itu penasaran dengan ucapanku.

"Minumlah..." kataku lagi sambil menyodorkan cangkir yang berisi kopi susu kehadapannya.

Kusodorkan cangkir kopi susu yang barusan di minum oleh Lelaki yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu kepada Lelaki berpakain serba putih yang duduk di depanku.

*****

Lelaki berpakain serba putih, yang ada sayap di punggungnya itu melihat ke arahku. Lalu melihat ke arah Lelaki yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam di sebelahku.

"Kenapa?" tanyaku pada lelaki berpakaian serba putih di depanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun