Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Mengajari Anak Sopan Santun Sejak Dini

2 November 2023   09:53 Diperbarui: 2 November 2023   17:18 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengajari anak sopan santun | foto: theasianparent.com

Hari lain, "Papah (atau mamah), oyoong!" Wow! Anak dua tahun sudah mengerti apa yang diajarkan. Jangan keliru ya, ayah-bunda.

Seiring bertambah usianya, anak kami suka minta yang aneh-aneh. Asal tidak mengarah pada gadget, kami akomodir. Sering dimintanya spidol berwarna yang kami taruh di rak paling tinggi 

Namanya anak pintar, tahu saja ada benda berwarna. Kami sudah fasilitasi dengan kertas HVS dan clip board. Lha dalah, tembok rumah yang sudah kami jaga sedemikian rupa, jadi media lukis juga. Bahkan kursi, meja, kursi bayi, kulkas dan perkakas lain. 

Syabar... Asalkan anak kami mau belajar bilang "Tolong", kami terus arahkan dan ajarkan pada hal yang tepat.

Mengajarkan kata "Maaf"

Namanya juga manusia, wajar kalau berbuat salah. Apalagi masih berumur dua tahun.

Tapi, yang namanya mendidik tetap harus dilakukan, berapa pun usianya. Seberapa pun anak bisa menangkap maksudnya. Bahkan, sesibuk atau setidaktahu apa pun orang tua.

Kalau keinginan anak kami tidak dipenuhi, jika waktunya tidur tapi tetap ingin bermain, kalau anak kami memakai barang dengan tidak bertanggung jawab lalu kami tegur; biasanya ia akan marah. (Belajar marah dari siapa ya?)

Dalam marahnya, ia bisa saja menendang, atau memukul dan kena wajah kami.

Kami ajarkan padanya, tangan dan kaki Tuhan ciptakan untuk bekerja dan berjalan, bukan memukul. "Maaf mama (papa)," kami mengajar.

Mulanya disambut dengan wajah bermulut bebek. Lama-kelamaan, ia bisa mengikuti meski masih sulit.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun