Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerita Silat: Songsong Tunggul Naga (Bab 1)

14 Maret 2024   15:53 Diperbarui: 2 Juni 2024   23:13 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berulang kali perut anak muda itu berkelukuk, suaranya terdengar oleh simbok bakul.  Wanita tua itu tersenyum, pelanggan barunya benar-benar telah lapar.

Setelah selesai simbok bakul mengulurkan pesanan nasi itu kepada Sembada.  Sembada menerimanya dengan mulut menganga. Nasi pecel di dalam pincuk daun pisang itu sangat menggodanya.  Setelah mencuci tangannya dengan air dalam kendi yang sudah tersedia di meja, ia segera menikmati nasi pecelnya dengan lahap.

"Angger tidak pernah makan di sini.  Dari mana asal angger ?"

"Jauh Mbok.  Aku dari Cemara Sewu, padepokan yang ada di lereng Gunung Wilis sana"

"Woooh jauh sekali.  Datang ke bekas kotaraja mencari saudaranya kah ?"

"Enggak Mbok.  Hanya ingin tahu saja keadaannya sekarang.  Dulu aku juga pernah tinggal di kotaraja ini."


"Benarkah ?  Di mana ? "  Tanya simbok bakul sambil meletakkan bumbung bambu wadah wedang sere pesanan Sembada.

"Aku tinggal di dalem katumenggungan Gajah Alit.  Aku anak emban pamomong putri kembarnya, Sekarsari dan Sekararum.  Simbokku bernama Nyai Kenanga."

"Nyai Kenanga istrinya Wirapati ?  Lelaki pemimpin prajurit pengawal Tumenggung Gajah Alit."

"Benar Mbok.  Simbok kenal ?"

"Ya kenal Lee.  Wirapati jika tidak salah anaknya hanya seorang.  Beberapa bulan sebelum terjadi bencana di kotaraja anak itu diungsikan, karena takut terjadi bencana, setelah mendengar Songsong Tunggul Naga hilang dari istana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun