Puisi ini adalah ungkapan hati seorang jiwa yang rindu kebebasan, ingin meraih kembali irama yang hilang.Â
Setiap manusia memiliki irama hidupnya sendiri, namun terkadang dunia memaksa kita menari mengikuti melodi orang lain.
Semoga ini menginspirasi kita untuk terus memainkan melodi hidup kita sendiri. Selamat membaca.
Judul puisi: Aku Ingin Memainkan Iramaku, Tuan!
Karya: Wahyudi Bin Rasyidi
Aku terjebak di permainan irama orang lain.
Dari mimpi indah iramanya, yang terdengar maupun yang masih dalam khayalnya.
Iramaku menjadi samar, karena tuan menanamkan irama tuan ke si kecil ini.
Akal ku terkecoh, seakan-akan tuan menyihir iramaku menjadi tak indah lagi.
Aku hanya ingin menari-nari dengan iramaku.
Namun, tuan tetap ingin aku memainkan irama tuan.
Dan akhirnya, aku pun mati pada saat itu.
Iramaku hilang dari diriku.
Apakah tuan tak sadar menusuk pisau padaku hari itu?
Selama ini, aku hidup dalam irama-irama orang lain.
Sekarang, biarkan aku menari dengan iramaku.
Adapun irama yang menurut tuan indah itu,
Nikmati dan dengarlah untuk tuan sendiri.
Karena keindahan suara irama tuan,
Membuat sumbang irama yang lain.
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI