Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tentang Senja

6 September 2019   13:02 Diperbarui: 6 September 2019   13:27 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dok. Wahyu Sapta

(1)
karena senja adalah sebuah pengulangan hari kemarin,
senja tetap saja menggelimangkan keindahannya,
semburat oranye kekuningan dengan bola yang membulat,
senja selalu akan datang lagi esok hari,
menepati janji pada semesta raya,
pada langit-langit hampir gemintang,

lalu, mengapa kau memburu senja dengan tergesa?

(2)
di sela ilalang, senja memagut kenangan,
meluruhkan kepedihannya,
melenyapkan segala kegundahan,

tapi, mengapa aku justru kehilangan sesuatu?

(3)
kemana burung-burung beterbangan?
membentuk formasi berparuh rapi,
mereka menuju ke barat,
saat senja semburat merah, hingga hilang hanya tampak abu-abu,

apakah itu artinya pulang?

(4)
menuju senja, bintang gemintang abadi,
sepenggalan waktu dan kisah melalu,
alurnya telah ditetapkan, bagai dalam sebuah frame cerita,
:lahir, bertumbuh, dewasa, menikah, beranak,

lalu,
:mati.

(Semarang, 5/9/19)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun